Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Layanan Taksi yang Membuat Kecewa Penumpang...

Kompas.com - 23/03/2016, 13:11 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Beberapa penumpang taksi mengeluhkan pelayanan dan sikap para sopir yang pada akhirnya menyebabkan mereka lebih memilih jasa transportasi online seperti Uber dan Grab.

Para penumpang membandingkan pelayanan taksi pelat kuning yang tidak ramah dan harga yang jauh lebih mahal dengan layanan angkutan berbasis aplikasi atau taksi online.

Salah satu penumpang, Monang (40), menceritakan pengalamannya yang mengecewakan saat memesan taksi biru. Monang tinggal di daerah Lippo Karawaci, Tangerang, dan memesan taksi untuk berangkat ke Bandara Soekarno-Hatta.

"Saya pesan taksi, dibilang sama operatornya, 'mohon maaf, Pak, taksi jam segitu di daerah sana tidak ada. Sopirnya masih pada tidur.' Loh, kok bisa-bisanya bilang masih pada tidur, enggak profesional banget. Kalau memang enggak ada yang bisa dipesan, bilang saja lagi kosong, kan," kata Monang kepada Kompas.com, Rabu (23/3/2016).

Mendapat jawaban yang seperti itu, Monang kebingungan, karena jadwal pesawatnya sudah sangat mepet. Hingga akhirnya dia pun mengunduh aplikasi Uber dan langsung memesan mobil untuk ke Bandara Soekarno-Hatta.

"Pas saya pesan itu, respons sopirnya cepat, saya ditelepon, terus ditanya alamat pastinya di mana. Beberapa menit, langsung datang mobilnya. Begitu kan enak," ujar Monang.

Monang yang pada awalnya masih memilih naik taksi pelat kuning, memutuskan untuk mulai berlangganan taksi online karena dianggap lebih jelas dan baik pelayanannya.

Dia mengungkapkan, karena penjelasan operator yang beralasan para sopir masih tidur, membuat dia jadi beralih ke taksi online.

Penumpang lainnya menceritakan hal berbeda. Pemilik akun Facebook Nurmala Sari menuturkan, sopir taksi yang dia temui, tidak selalu mau menerima penumpang.

Jika tujuan penumpang itu ke daerah yang macet, para sopir spontan menolaknya dan meminta cari taksi lain saja.

"Waktu masih gadis dulu... Kalau sudah jam 5 sore ke atas, saya selalu buka pintu taksi kalian dulu, nggak langsung masuk, tapi nanya dulu 'Ke Cileduk mau, pak?' Kadang pongah kalian jawab: "Nggak... nggak... macet!" demikian tulis Nurmala.

"Kalau saya nggak nanya dulu, kalian suka bikin saya seperti ditolak pacar. Udah masuk taksi dan duduk. Terus pas bilang 'Cileduk, Pak..' terus kalian suruh saya turun lagi karena kalian nggak mau karena macet. Pas udah punya anak juga. Pernah juga saya sambil gendong2 anak, masih juga ditolak sama kalian," tulis Nurmala.

 

Pesan utk pendemo taxi dari seorang ibu;Dear Blue Bird Group dan Express..Saya hanya sebut nama kalian berdua karena...

Posted by Nurmala Sari on Tuesday, March 22, 2016
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Heru Budi: Siapa Pun Gubernur Selanjutnya, Jakarta Harus Unggul dari Kota-kota Lainnya di Dunia

Heru Budi: Siapa Pun Gubernur Selanjutnya, Jakarta Harus Unggul dari Kota-kota Lainnya di Dunia

Megapolitan
Heru Budi Ingin Jakarta Gelar Banyak Acara Menarik untuk Pikat Masyarakat Dunia

Heru Budi Ingin Jakarta Gelar Banyak Acara Menarik untuk Pikat Masyarakat Dunia

Megapolitan
PSI Klaim Terima Masukan Masyarakat untuk Usung Kaesang di Pilkada Bekasi

PSI Klaim Terima Masukan Masyarakat untuk Usung Kaesang di Pilkada Bekasi

Megapolitan
Salim Said Akan Dimakamkan di TPU Tanah Kusir Siang Ini, Satu Liang Lahad dengan Ibunda

Salim Said Akan Dimakamkan di TPU Tanah Kusir Siang Ini, Satu Liang Lahad dengan Ibunda

Megapolitan
Pencanangan HUT ke-497 Jakarta, Heru Budi Bagi-bagi Sepeda ke Warga

Pencanangan HUT ke-497 Jakarta, Heru Budi Bagi-bagi Sepeda ke Warga

Megapolitan
Heru Budi Umumkan 'Jakarta International Marathon', Atlet Dunia Boleh Ikut

Heru Budi Umumkan "Jakarta International Marathon", Atlet Dunia Boleh Ikut

Megapolitan
Pencanangan HUT ke-497 Kota Jakarta, Masyarakat Menyemut di Kawasan Bundaran HI sejak Pagi

Pencanangan HUT ke-497 Kota Jakarta, Masyarakat Menyemut di Kawasan Bundaran HI sejak Pagi

Megapolitan
Beda Nasib Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez di Kasus Narkoba: Satu Direhabilitasi, Satu Ditahan

Beda Nasib Epy Kusnandar dan Yogi Gamblez di Kasus Narkoba: Satu Direhabilitasi, Satu Ditahan

Megapolitan
Simak Penyesuaian Jadwal Transjakarta, MRT, LRT, dan KRL Selama Pencanangan HUT ke-497 Jakarta Hari Ini

Simak Penyesuaian Jadwal Transjakarta, MRT, LRT, dan KRL Selama Pencanangan HUT ke-497 Jakarta Hari Ini

Megapolitan
Catat, Ini 41 Kantong Parkir Saat Acara Pencanangan HUT ke-497 Jakarta di Bundaran HI

Catat, Ini 41 Kantong Parkir Saat Acara Pencanangan HUT ke-497 Jakarta di Bundaran HI

Megapolitan
Pencanangan HUT ke-497 Jakarta di Bundaran HI Hari Ini, Simak Rekayasa Lalu Lintas Berikut

Pencanangan HUT ke-497 Jakarta di Bundaran HI Hari Ini, Simak Rekayasa Lalu Lintas Berikut

Megapolitan
Aksi Nekat Pelaku Curanmor di Bekasi: Beraksi di Siang Hari dan Lepaskan Tembakan Tiga Kali

Aksi Nekat Pelaku Curanmor di Bekasi: Beraksi di Siang Hari dan Lepaskan Tembakan Tiga Kali

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Minggu 19 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Cerah Berawan

Megapolitan
Rute KA Kertajaya, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Kertajaya, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Detik-detik Penjambret Ponsel di Jaksel Ditangkap Warga: Baru Kabur 100 Meter, Tapi Kena Macet

Detik-detik Penjambret Ponsel di Jaksel Ditangkap Warga: Baru Kabur 100 Meter, Tapi Kena Macet

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com