Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Teman Ahok": Hari Ini Syarat Dukungan Data KTP untuk Ahok-Heru Terpenuhi

Kompas.com - 11/04/2016, 08:07 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Satu bulan berlalu sejak "Teman Ahok" mengulang kembali proses pengumpulan data KTP untuk mendukung pasangan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dan Heru Budihartono menjadi calon gubernur (cagub) dan calon wakil gubernur (cawagub) dalam Pilkada DKI 2017.

Meski baru sebulan, jumlah minimum data KTP yang disyaratkan KPUD DKI bagi pasangan calon perseorangan untuk pasangan Ahok-Heru sudah terpenuhi.

"Batas minimal rencananya besok (hari ini) sudah terlampaui," ujar salah satu penggagas Teman Ahok, Singgih Widyastomo, kepada Kompas.com, Minggu (10/4/2016).

Dalam situs web Teman Ahok, data KTP yang berhasil dikumpulkan per Senin pagi ini adalah 519.514.

Batas minimum data KTP yang harus dikumpulkan adalah 532.213.

"Batas minimalnya kan 532.213. Kalau dihitung rata-rata pendataan kami per hari, besok sudah melebihi batas yang disyaratkan," ujar Singgih.

Sebagai bentuk syukur atas pencapaian itu, Teman Ahok pun mengundang masyarakat melalui akun Facebook mereka untuk datang ke Markas Teman Ahok di Graha Pejaten.

Singgih mengatakan, proses pengumpulan data KTP menjadi lebih mudah setelah Ahok menyatakan akan maju lewat jalur independen dan berpasangan dengan Heru. Dulu, mereka hanya bisa mengumpulkan 100.000 data KTP dalam waktu tiga bulan. Kini, mereka bisa meraih angka sebanyak itu dalam waktu satu minggu.

Meski sudah mencapai batas minimum, Teman Ahok masih berjuang agar data KTP bisa mencapai 1 juta. Dengan memperhatikan rata-rata pencapaian KTP tiap harinya, Singgih yakin target 1 juta KTP akan terpenuhi akhir Mei 2016.

"Di bulan Mei akhir mudah-mudahan sampai 1 juta KTP, " ujar Singgih.

Lebih mudah

Juru bicara Teman Ahok, Amalia Ayuningtyas, pernah menceritakan proses pengumpulan KTP yang sudah berbeda setelah Ahok memastikan akan maju lewat jalur independen. Sekarang, dengan memanfaatkan media sosial, masyarakat justru yang mencari tahu informasi mengenai Teman Ahok dan proses pengumpulan KTP-nya.

"Apa bedanya pengumpulan lama dan baru? Bedanya jauh banget. Kalau dulu kami berdarah-darah banget harus memperkenalkan diri kalau kami dari Teman Ahok. Kalau sekarang enggak perlu itu," ujar Amalia.

Bantuan juga kini mengalir ke Teman Ahok, baik dalam bentuk barang maupun tenaga. Amalia mengatakan, Teman Ahok tidak pernah menerima sumbangan dalam bentuk uang. Namun, kebutuhan Teman Ahok selama ini selalu terpenuhi dengan adanya sumbangan warga dalam bentuk barang.

Misalnya bantuan pinjaman printer, beribu-ribu rim formulir, sampai kiriman makan siang.

Bantuan lain adalah berupa relawan yang menjaga booth-booth Teman Ahok di sejumlah lokasi. Sebagian besar dari mereka mahasiswa yang mencari kegiatan sampingan.

Teman Ahok tidak bisa memberi gaji besar. Mereka hanya mendapat uang pengganti ongkos transportasi yang diberikan per bulan.

Meski tidak mendapat uang banyak, para relawan bersedia menjaga booth serta membimbing warga yang kesulitan dalam mengisi formulir KTP.

"Sumbangan besar buat Teman Ahok itu bukan uang lho, tapi tenaga. Katakanlah sebulan mereka hanya dikasih Rp 1 juta saja. Duh, kita tuh sebenarnya utang budi lho sama orang-orang kayak gitu," kata Amalia.

Kompas TV Ahok: "Teman Ahok" Bukan Pakai Aset DKI
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com