JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama meyakini penghapusan "three in one" merupakan kebijakan yang tepat.
Namun, jika tidak mendapat dukungan dari polisi, Ahok (sapaan Basuki) menyatakan tidak akan memaksa untuk melanjutkan rencananya itu.
"Kalau Polda tidak dukung, saya tidak berani karena yang bisa nilang motor semua dan mobil itu hanya polisi. Makanya harus diserahkan ke polisi."
"Kalau polisi ngotot tidak berani ya kita tidak berani lawan. Kita gimana mau lawan kalau polisi tidak mau bantu?" ujar Basuki di Balai Kota, Kamis (14/4/2016).
Uji coba penghapusan three in one berakhir pada Rabu (13/4/2016) kemarin. Polisi menilai sistem "three in one" masih cukup efektif dalam mengurangi tingkat kepadatan arus lalu lintas di Jakarta.
Untuk itu, Direktorat lalu lintas Polda Metro Jaya akan mengusulkan sistem tersebut tetap diberlakukan selagi belum ada penggantinya.
"Iya masih cukup efektif. Kami akan mengusulkan supaya "three in one" tetap berjalan dulu sambil menunggu penggantinya," ujar Kasubdit Bin Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya Ajun Komisaris Besar Budiyanto.
Budiyanto menambahkan, program pengganti yang di wacanakan pemerintah seperti Electonic Road Pricing (ERP), LRT dan MRT untuk mengurangi volume kendaraan di Jakarta masih memerlukan waktu yang cukup lama untuk diterapkan.
Untuk itu, pihaknya akan mengusulkan "three in one" tetap diberlakukan sambil menunggu program tersebut bisa diterapkan.