Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penjelasan Etihad soal Turbulensi Sebelum Mendarat di Bandara Soekarno-Hatta

Kompas.com - 05/05/2016, 10:04 WIB
Bayu Galih

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Pesawat Etihad Airways dengan nomor penerbangan EY 474 dengan rute Abu Dhabi-Jakarta mengalami turbulensi kemarin, Rabu (4/5/2016).

Etihad menyebut 31 penumpang dan awak kapal terluka akibat turbulensi yang terjadi 45 menit sebelum mendarat di Bandara Soekarno-Hatta tersebut.

"Sebanyak 22 orang telah keluar dari klinik bandara setelah dirawat oleh paramedis untuk luka ringan," demikian keterangan tertulis Etihad Airways yang diterima, Kamis (5/5/2016).

"Sembilan penumpang lain dan anggota awak pesawat dibawa ke rumah sakit setempat," lanjut keterangan tertulis tersebut.

Selain itu, turbulensi yang dialami pesawat Airbus A330-200 itu menyebabkan Etihad membatalkan penerbangan EY475 dari Jakarta ke Abu Dhabi pada tanggal 4 Mei 2016.

Etihad Airways juga telah mengirimkan tim bantuan dari markasnya di Abu Dhabi untuk membantu penumpang terkait pembatalan itu.

"Membantu penumpang menjadwalkan perjalanan pada penerbangan ini, dengan me-rebooking penerbangan alternatif untuk mereka atau menyediakan akomodasi," tulis Etihad.

Sebelumnya diberitakan, para penumpang yang kebanyakan duduk di kursi barisan belakang mengalami luka memar hingga patah tulang akibat guncangan yang terjadi selama lima hingga 10 menit.

(Baca: Jemaah Umrah di Pesawat Etihad Tujuan Cengkareng Terluka Parah akibat Turbulensi)

Penumpang yang sebagian besar jemaah umrah saat itu baru selesai makan dan banyak yang akan melakukan shalat maupun pergi ke toilet.

Kebanyakan dari mereka sedang tidak mengenakan sabuk pengaman di tempat duduk mereka masing-masing.

"Enggak ada angin enggak ada apa, badan saya ini langsung keangkat ke atas, kebanting berkali-kali, kepala kena atap sampai kayak mau bolong," kata salah seorang jemaah sekaligus penumpang pesawat itu, Lita Herlita (42).

(Baca: Kesaksian Penumpang Tentang Turbulensi di Pesawat Etihad yang Lukai Belasan Orang)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran Mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran Mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut di Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut di Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com