Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sanusi Sudah Bisa "Berdamai" dengan Rumah Tahanan

Kompas.com - 09/05/2016, 08:25 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sudah lebih dari sebulan Mohamad Sanusi mendekam di tahanan Mapolres Metro Jakarta Selatan sejak terjerat Operasi Tangkap Tangan (OTT) Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Kuasa hukum Sanusi, Krisna Murti, bercerita bahwa kondisi Sanusi saat ini sudah lebih baik. Kondisinya sudah berbeda dari saat awal Sanusi masuk tahanan.

"Pak Sanusi sekarang sudah biasa saja, normal. Perbedaan jelas ada ya. Kalau waktu pertama pasti kaget. Namanya orang bebas sekarang mesti terbatas," ujar Krisna Murti kepada Kompas.com, Minggu (8/5/2016).

Mantan anggota DPRD DKI Jakarta dari Fraksi Partai Gerindra itu sangat terkejut ketika terjerat OTT KPK. Namun, kata Krisna, kerabat Sanusi dan tim kuasa hukumnya sebisa mungkin memberi dukungan moral sehingga lambat laun Sanusi mulai bisa menerima nasib.

"Syukurlah, sudah stabil," ujar Krisna.

Sanusi menjadi tersangka setelah terjaring OTT KPK. Ia ditangkap setelah menerima dana yang diduga suap dari PT Agung Podomoro Land (APLN) terkait pembahasan dua Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) tentang reklamasi di Teluk Jakarta. Dalam kasus tersebut, KPK juga menetapkan Presiden Direktur APLN, Ariesman Widjaja sebagai tersangka.

Krisna mengatakan, Sanusi lebih banyak menghabiskan waktu dengan mengobrol bersama tahanan lain. Kegiatan itu cukup mampu mengusir rasa bosan Sanusi.

"Di dalam tahanan kan tidak ada perbedaan. Semua sama di mata hukum. Jadi perlakuan kepada Sanusi juga sama dengan yang lain," ujar Krisna.

Urusan makanan, kata Krisna, Sanusi tidak banyak memilih. Dia memakan apa saja yang diberikan di penjara. Sanusi baru bisa makan agak enak pada Selasa dan Jumat. Sebab, hanya dua hari itu saja keluarga Sanusi bisa datang menjenguk.

"Pas besuk ya keluarga, tim kuasa hukum, dan rekan-rekan Sanusi datang bawa makanan. Tapi itu hari besuk saja, waktu Selasa dan Jumat. Kalau hari biasa ya makan yang ada saja," kata Krisna.

Kompas TV KPK Sita Uang 10 Ribu Dollar AS Milik Sanusi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com