Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Soal Penertiban Dadap, Bupati Tangerang Nilai Ada yang Memanfaatkan Warga

Kompas.com - 10/05/2016, 21:16 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Warga yang bermukim di Kampung Baru Dadap, dekat bekas lokalisasi Dadap Ceng In, Kabupaten Tangerang, menolak Surat Peringatan Kedua (SP-2) dari Pemerintah Kabupaten Tangerang yang dilayangkan tadi pagi.

Kondisi ini jauh berbeda saat Surat Peringatan Pertama (SP-1) diberikan pada 27 April 2016 lalu, di mana tidak ada warga yang menolak, bahkan bersedia menandatangani lembar serah-terima berkas SP-1 di Kantor Kelurahan Dadap.

Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar kepada pewarta menjelaskan, pihaknya menduga ada gerakan dari pihak di luar warga yang ingin memanfaatkan pro dan kontra rencana penertiban lahan bekas lokalisasi Dadap Ceng In.

Adapun lokalisasi tersebut kini sudah sepi ditinggal pengusaha tempat hiburan malam dan pekerja seksnya, yang tersisa yakni warga Kampung Baru Dadap. Mereka kebanyakan bekerja sebagai nelayan. (Baca: Warga Tolak SP-2 Penertiban Kawasan Prostitusi Dadap Ceng In)

"Kalau warga menuding tidak ada sosialisasi dan tujuan yang jelas dari penertiban ini, kami sudah sosialisasi sejak 13 Maret lalu, kok. Lahan di sana juga sebenarnya aset PT Angkasa Pura II. Perwakilan warga dari masing-masing RT juga sudah diundang untuk sosialisasi. Ini ada yang manfaatin saja saya lihat," kata Zaki, Selasa (10/5/2016).

Menurut Zaki, pihaknya sudah menjelaskan tujuan penertiban kepada warga dan warga saat itu dinilai telah memahami hal tersebut. Lahan bekas lokalisasi Dadap Ceng In dan kawasan Kampung Baru Dadap nantinya akan dibuatkan taman, masjid, dan pusat kuliner hidangan khas laut.

Tujuan lain dari penertiban itu juga untuk menghilangkan prostitusi dan penyebaran minuman keras, obat terlarang, serta penyakit menular dari gaya hidup yang tak sehat di sana. (Baca: Situasi Tidak Kondusif, SP-2 Penertiban Lokalisasi Dadap Ditunda)

Terkait dengan apa yang telah terjadi hari ini di Dadap, yakni penundaan SP-2, Zaki belum mengungkapkan rencananya ke depan. Pihaknya masih harus mendiskusikan lebih lanjut dengan SKPD terkait supaya pemberian SP-2 bisa dilaksanakan dengan lancar.

Kompas TV Tolak Digusur, Warga Dadap Serang Polisi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com