JAKARTA, KOMPAS.com - Asmawi (38) warga Dadap, Kosambi, Kabupaten Tangerang, Rabu (11/5/2016) siang ini, didampingi tiga warga lainnya, melaporkan luka-luka yang dialaminya saat bentrok warga dengan aparat keamanan kemarin.
Asmawi mengalami luka di kepala yang diduga tembakan oleh aparat kepolisian. Ia membawa hasil rontgen serta selongsong dan proyektil yang ditemukan di lokasi.
“Saya minta pertanggungjawabannya,” kata Asmawi saat tiba di Kantor Komnas HAM, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu.
Asmawi menuturkan, pada saat kejadian, dia bersama warga lain sedang berada di jalur masuk permukiman dan membentuk barikade untuk mencegah aparat dan pejabat yang ingin mengeluarkan SP-2.
Serangan dimulai oleh warga yang terpancing banyaknya pihak keamanan di depan mereka. Berjarak 300 meter dari mereka, gabungan polisi dan TNI bersenjata lengkap siap masuk ke permukiman mereka.
Saat serangan meletus, Asmawi yang berada di garis terdepan berusaha melindungi diri. Ia tak melihat jelas siapa yang mengarahkan tembakan kepadanya.
“Saya enggak tahu karena asap gas air mata, enggak keliatan, tiba-tiba ada ledakan dan mengenai kepala saya. Itu pas saya jongkok."
Akibat tembakan tersebut, Asmawi langsung dibawa ke puskemas dan klinik terdekat. Ia menerima tujuh jahitan di luar dan delapan jahitan di dalam.
Selain Asmawi, lima orang warga Dadap lainnya juga mengalami luka-luka serupa. Satu orang bahkan tertembak di bagian betis.
Barang bukti berupa enam selongsong gas air mata, satu selongsong peluru, dan satu proyektil peluru, diserahkan ke Komnas HAM untuk diusut lebih lanjut.