Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Dadap: Kampung Kami Kampung Nelayan, Bukan Kampung Lokalisasi

Kompas.com - 11/05/2016, 20:29 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

TANGERANG, KOMPAS.com - Pandangan lokalisasi dan tempat prostitusi dianggap telah melekat ketika menyebut nama tempat Dadap yang terletak di Kecamatan Kosambi, Kabupaten Tangerang.

Warga Kampung Baru Dadap yang berlokasi dekat di bekas tempat prostitusi tersebut menjelaskan, pandangan itu salah karena Dadap lebih banyak dihuni oleh warga yang menggantungkan hidupnya dengan melaut atau bekerja sebagai nelayan.

"Jangan salah, kita sering dianggap sarang prostitusi, banyak PSK, penyamun, begitu semua. Padahal, yang tinggal di sini kebanyakan nelayan. PSK-nya sudah pergi dari sini sebelum ada SP-1," kata Ketua Remaja Peduli Dadap Aldy kepada Kompas.com, Rabu (11/5/2016).

Selain pandangan negatif itu, Aldy juga menilai Bupati Tangerang Ahmed Zaki Iskandar tidak menyambut mereka dengan baik ketika tahapan sosialisasi sebelum Surat Peringatan Pertama (SP-1) dilayangkan.

Peristiwa yang dimaksud adalah saat Pemerintah Kabupaten Tangerang mengundang warga Dadap untuk sosialisasi penertiban lokalisasi Dadap Ceng In, 14 Maret 2016 lalu. (Baca: Ini Alasan Warga Dadap Menolak Keras SP-2 dari Pemkab Tangerang)

"Bayangin, pas kita datang, kita digeledah. Polisi pakai pistol panjang lengkap seragamnya ada ratusan di sana. Kita kan nelayan, kok malah dianggap kayak teroris begitu," tutur Aldy.

Kini, warga Dadap mengaku sudah tidak percaya lagi kepada Zaki. Mereka menyatakan siap untuk terus menolak Surat Peringatan Kedua (SP-2) hingga eksekusi penggusuran yang rencananya dilaksanakan pada 23 Mei 2016 mendatang. (Baca: Kapolda Metro Jaya Minta Pemkab Tangerang Kembali Sosialisasikan Penertiban ke Warga Dadap)

Kompas TV Ini Kronologi Penggusuran di Dadap
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com