Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok Marahi Guru Bantu yang Demo Tuntut Kepala BKD Dipecat

Kompas.com - 26/05/2016, 13:58 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com — Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) memarahi guru bantu yang melakukan aksi demonstrasi di depan Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis (26/5/2016).

Puluhan guru bantu itu menuntut Kepala Badan Kepegawaian Daerah (BKD) Agus Suradika dipecat.

Mereka mengaku mengalami diskriminasi dalam keikutsertaan mereka pada tes CAT CPNS 2015.

"Pertama, dibilang ijazahnya kelas jauh, kuliah di Jakarta tapi induknya di Bandung atau Sukabumi. Lalu, tidak linier (lulusan dengan mata pelajaran). Padahal, ada juga di antara yang ikut tes, yang sama ijazahnya (dengan kami), satu kampus, satu sekolah, satu kelas," kata Koordinator Guru Bantu Fauzi di Balai Kota, Jakarta Pusat, Kamis (26/5/2016).

Setelah demo di depan gerbang Balai Kota, para guru bantu mengadu langsung kepada Ahok yang baru tiba di pendopo Balai Kota. Bukannya mendapat pencerahan, Fauzi dan kawan-kawannya dimarahi Ahok.

Ahok menilai mereka tidak sabar mengikuti proses dan sembarangan dalam mengajukan tuntutan pemecatan Agus Suradika.

Ahok mengatakan, permasalahan pengangkatan guru bantu menjadi PNS sudah pernah dibahas saat dia masih menjabat sebagai anggota Komisi II DPR. Dia mengaku sudah menargetkan pengangkatan guru bantu menjadi PNS, tetapi hal itu membutuhkan proses.

"Nah, target kami, semua guru bantu jadi PNS, seperti daerah lain. Tapi kan dia ada proses administrasinya. Beberapa administrasinya tersisa, ada 80 orang atau berapa, tidak cocok administrasinya, itu yang tertunda," kata Ahok.

Ahok kesal melihat selebaran dan spanduk tuntutan yang menyebut Agus Suradika harus dipecat. Ahok menjelaskan, diskriminasi yang terjadi di kalangan guru bantu harus dibuktikan terlebih dahulu.

"Dia bilang orang lain, kok bisa, buktikan dong. Terus bikin selebaran suruh pecat Suradika. Jangan main pecat-pecat dulu, ini buktinya mana," kata mantan Bupati Belitung Timur tersebut. (Dennis Destryawan)

Kompas TV Ribuan Guru Honorer Demo Minta Dijadikan PNS
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com