Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Akankah Ahok Tergoda Dukungan Parpol?

Kompas.com - 15/06/2016, 08:16 WIB
Nursita Sari

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Setelah Partai Nasdem dan Partai Hanura resmi menyatakan dukungannya untuk Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok, kali ini giliran Partai Golkar juga memutuskan mendukung Ahok.

Pelaksana tugas Ketua DPD Partai Golkar DKI Jakarta Yorrys Raweyai menyatakan bahwa Golkar telah sepakat mendukung Ahok pada Pilkada DKI 2017. Dukungan itu merupakan keputusan DPP Partai Golkar.

"Telah disepakati bahwa Golkar mendukung Saudara Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok untuk calon gubernur pada 2017 yang akan datang. Ini sudah menjadi keputusan dari DPP," ujar Yorrys, Selasa (14/6/2016).

Keputusan itu akan disosialisasikan secara resmi melalui musyawarah daerah (Musda) DPD Partai Golkar DKI Jakarta pada 19 Juni 2016. Seluruh kader diminta untuk mematuhi keputusan tersebut dan memiliki kewajiban untuk memenangkan Ahok.

"Partai punya kewajiban untuk memenangkan dan mendukung Ahok. Pokoknya kami mendukung untuk memenangkan dia," kata Yorrys.

Dengan dukungan dari Golkar tersebut, Ahok sudah mendapat 24 kursi di DPRD DKI Jakarta. Yakni Nasdem dengan 5 kursi, Hanura dengan 10 kursi, dan Golkar dengan 9 kursi. Artinya, Ahok sudah memiliki cukup kursi untuk memenuhi persyaratan maju melalui parpol pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

Lalu, akankah Ahok tergoda untuk menjadikan parpol sebagai kendaraan yang akan ditumpanginya pada Pilkada DKI 2017?

Ahok tidak menjawab pasti jalur mana yang akan dia ambil. Apakah maju melalui jalur parpol atau perseorangan. Ahok meminta relawan pendukungnya, "Teman Ahok", yang memutuskan nasibnya.

"Tergantung mereka aja maunya apa. Mereka yang putusin," ucap Ahok, Selasa.

Sejauh ini, Ahok memilih untuk maju melalui jalur independen dengan dukungan Teman Ahok. Hal itu disebabkan karena para pendukungnya khawatir tak ada parpol yang berminat mendukung Ahok pada Pilkada DKI Jakarta 2017. Ahok pun mempertanyakan keputusan Teman Ahok untuk tetap maju di jalur Independen.

"Dulu kan Teman Ahok khawatir saya enggak bisa ikut (Pilkada) gitu kan. Makanya sekarang saya mau tanya, mereka maunya gimana," tutur dia.

Ahok pun enggan berkomentar banyak perihal dukungan resmi yang diberikan Partai Golkar kepadanya. "Enggak tahu saya," kata Ahok.

Kompas TV Pilih yang Mana, Ahok? Jalur Perseorangan Atau Partai?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

[POPULER JABODETABEK] Kapolri Beri Hadiah Casis Bintara yang Dibegal dengan Diterima Jadi Polisi | Kilas Balik Kronologi Pembunuhan Vina Cirebon

Megapolitan
Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com