JAKARTA, KOMPAS.com - PT KAI Commuter Jabodetabek (KCJ) masih mencari jam operasional yang paling tepat untuk kereta rel listrik (KRL) relasi Stasiun Jakarta Kota - Stasiun Tanjung Priok.
Sebab, hingga kini, penumpang relasi tersebut hanya berkisar 400 orang setiap hari dengan enam perjalanan.
"Kami masih mengamati jam operasional yang paling pas jam berapa. Kami masih lihat seberapa banyak, misalnya pekerja dari Tanjung Priok ke Jakarta Kota. Itu juga sebaliknya, seberapa banyak orang dari Jakarta Kota pulang ke Tanjung priok," kata Direktur Utama PT KCJ Muhammad Nurul Fadhila di Jakarta, Jumat (24/6/2016).
Fadhil beralasan, relasi Jakarta Kota - Tanjung Priok tidak hanya untuk menggaet wisatawan ke Taman Impian Jaya Ancol. Relasi ini juga diharapkan sebagai solusi transportasi perkotaan antar dua wilayah tersebut.
Salah satunya sebagai transportasi pekerja dari Tanjung Priok ke Jakarta Kota atau pun sebaliknya. Apalagi tarif untuk relasi ini juga cukup murah, yakni Rp 2.000.
"Kami sedang amati seberap banyak orang mobilitas dengan KRL, karena saat ini mungkin masih nyaman gunakan pribadi. Kalau emang penumpang signifikan, secara dinamis kami akan menambah perjalanan lagi," ujar Fadhil.
Di sisi lain, meskipun minim penumpang, Fadhil mengaku sulit mengungkapkan relasi Jakarta Kota - Tanjung Priok membuat rugi atau untung. Sebab, pihaknya memiliki tugas untuk mengangkut penumpang dengan tarif murah.
"Jadi, saya pikir bapak bisa lihat sendiri, dengan okupansi penumpang seperti itu, kira-kira itu menurut bapak untung atau rugi. Atau bisa enggak bayar listriknya. Saya enggak mau ngomong banyak. Bapak bisa persepsi sendiri," ucap Fadhil.