Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

"Teman Ahok" Buktikan Capaian 1 Juta KTP yang Tak Dihadiri Mereka yang Ragu

Kompas.com - 30/06/2016, 09:04 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pada Rabu (29/6/2016), relawan "Teman Ahok" melakukan penghitungan manual 1 juta KTP yang sudah terkumpul di markas Teman Ahok, Graha Pejaten, Jakarta Selatan.

Penghitungan dilakukan selama enam jam sejak pukul 11.35 WIB hingga 17.36 WIB. Dalam rekapitulasi manual tersebut, Teman Ahok melibatkan 100 relawan untuk menghitung formulir yang sudah dikumpulkan.

Selain tim rekapitulasi, Teman Ahok juga melibatkan 10 relawan sebagai tim yang melanjutkan memasukkan data. Data KTP yang sudah terinput hingga Rabu kemarin sebanyak 750.000.

Penghitungan ulang secara manual ini untuk membuktikan terkumpulnya 1 juta data KTP. Sebab, masih ada pihak-pihak yang meragukan 1 juta KTP itu, seperti anggota Komisi VII DPR RI Adian Napitupulu, Wakil Ketua DPRD Abraham "Lulung" Lunggana, dan Ketua Bidang Advokasi DPP Partai Gerindra Habiburokhman.

Teman Ahok pun berharap mereka hadir memenuhi undangan untuk menyaksikan langsung wujud adanya 1 juta KTP tersebut.

"Ya kami berharap sebetulnya teman-teman yang selama ini menyangsikan KTP yang kami kumpulkan untuk bisa dateng, untuk bisa menguji kualitas data kami, atau bisa juga memberi saran dan kritik yang konstruktif dengan hadir dan menyaksikan sendiri," ujar juru bicara Teman Ahok Amalia Ayuningtyas.

Pihak yang ragu tak hadir Teman Ahok tidak mendapatkan konfirmasi kehadiran dari Adian, Lulung, dan Habiburokhman. Amalia menyebut Adian tak merespons saat dihubungi melalui WhatsApp.

Sementara Lulung dan Habiburokhman mengatakan tidak akan hadir melalui media. Lulung beralasan tak diizinkan oleh pimpinannya, Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP) versi Muktamar Jakarta, Djan Faridz.

"Aku barusan telepon ketua umum (PPP versi Muktamar Jakarta), enggak dikasih izin. Dia (Djan) bilang, 'itu kan hitung-hitungan internal Pak Haji'," kata Lulung.

Sementara Habiburokhman mengatakan waktunya terlalu berharga untuk menghadiri undangan rekapitulasi 1 juta KTP Teman Ahok. (Baca: Keraguan Ahok dan Upaya Pembuktian "Teman Ahok" Atas 1 Juta KTP)

"Teman Ahok katanya mau mengundang orang-orang yang meragukan klaim KTP termasuk saya untuk melakukan verifikasi acak secara langsung, mohon maaf waktu saya terlalu berharga untuk menghadiri acara tersebut," ucap Habiburokhman.

Sama halnya dengan Habiburokhman, Adian juga mengatakan tidak mungkin membuang waktunya selama lima atau enam jam hanya untuk duduk dan mendengar paparan rekapitulasi 1 juta KTP Teman Ahok. Kritik Adian dan jawaban Teman Ahok Meski tidak menghadiri rekapitulasi 1 juta KTP, Adian memberikan kritik melalui keterangan tertulisnya.

Adian menilai rekapitulasi 1 juta KTP oleh Teman Ahok tak masuk akal. Rekapitulasi itu dilakukan hanya dalam waktu selama tujuh jam dengan 140 relawan. Padahal, menurut Adian, rekapitulasi itu sedianya tidak hanya menghitung, tetapi juga menyortir data KTP ganda, mencocokkan antara KTP dan formulir dukungan. (Baca: Adian Napitupulu: Rekapitulasi Data KTP "Teman Ahok" Tak Masuk Akal!)

Langkah selanjutnya adalah memasukan data-data pemilik KTP atau SIM, seperti nama, Nomor Induk Kependudukan (NIK) dan alamat. Menurut Adian, kecepatan rata-rata relawan Teman Ahok memeriksa, membandingkan, dan memasukkan nama, NIK, alamat adalah 3,5 detik untuk satu KTP.

Adian menjelaskan, setiap data KTP terdiri dari 16 angka NIK, minimal lima huruf nama, 12 hingga 14 angka dan huruf tempat tanggal lahir, serta 30 angka dan huruf alamat. Dia tak akan memercayai rekapitulasi 1 juta data KTP yang dilakukan Teman Ahok.

Menurut politikus PDI-P itu, mempercayai rekapitulasi itu sama saja dengan berkhianat pada ilmu pengetahuan dan nalarnya. Menanggapi kritik Adian, salah satu pendiri Teman Ahok, Singgih Widyastomo, menyebut Adian berkhayal dengan menyebut rekapitulasi 1 juta data KTP yang dilakukan Teman Ahok tak masuk akal.

"Ya sekarang kita kan 3,5 detik katanya. Kita kan enggak entry data, orang kita cuma ngitung doang. Kalau ngitung doang kan kekejar. Kebanyakan ngayal Mas Adian," ujar Singgih. (Baca: Perwakilan PDI-P Tidak Akan Hadiri Rekapitulasi KTP "Teman Ahok")

Ia menyampaikan, rekapitulasi manual yang dilakukan Teman Ahok kemarin adalah menghitung ulang jumlah data KTP yang terkumpul. Sementara itu, untuk input datanya, Teman Ahok hanya melanjutkan dari 750.000 data KTP yang sudah diinput sebelumnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com