Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sebagian Warga Pasar Ikan Kembali ke Kampung Halaman

Kompas.com - 06/07/2016, 22:51 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Suasana di Pasar Ikan, Penjaringan, Jakarta Utara tampak sepi. Tenda-tenda dan sejumlah gubuk yang telah berdiri sejak kawasan itu digusur tampak lengang.

Dari pantauan Kompas.com, Rabu (6/7/2016), di dalam tenda dan belasan gubuk berukuran 4x6 meter persegi itu tak banyak aktivitas yang dilakukan. Warga Pasar Ikan hanya terlihat tidur-tiduran atau sekedar berbincang bersama warga lainnya.

Di dekat jembatan besi, jembatan yang dulunya ingin dibongkar oleh Pemprov DKI, serta menjadi penghubung antara Pasar Ikan dan Kampung Luar Batang, ada sekitar 8-10 remaja tanggung yang asik bercanda ria merencanakan libur Lebaran.

Ada juga sejumlah laki-laki lanjut usia yang sedang berbincang di bawah gubuk sambil sesekali menghisap sebatang rokok. Ketika melewati gubuk milik warga yang berada di pinggir tanggul Pelabuhan Sunda Kepala, tak tampak satu pun gubuk yang ramai.

Menurut warga sekitar, sejak 3-4 hari yang lalu, sebagian warga Pasar Ikan telah meninggalkan kediamannya untuk kembali ke kampung halaman. Mayoritas warga Pasar Ikan berasal dari Sulawesi dan berbagai tempat di Pulau Jawa.

Kebanyakan warga daerah itu pulang untuk berlebaran bersama keluarganya.

Namun hari kemenangan yang dirasakan warga lain tampaknya tak dirasakan oleh Baswindo, laki-laki berperawakan kurus berumur berkisar 60 tahun.

Baswindo sudah tinggal selama puluhan tahun di Pasar Ikan. Puluhan kali Lebaran telah dia lewati di Pasar Ikan bersama keluarganya. Baswindo menyebutkan, Lebaran tahun ini jauh berbeda dari tahun sebelumnya.

Bukan hanya karena rumahnya yang telah rata dengan tanah, tetapi sejumlah sanak saudaranya juga jarang datang ke kediamannya saat ini. Di atas lahan bekas rumahnya, Baswindo membangun sebuah gubuk berukuran 4x6 meter.

"Bedalah, sekarang rumah nggak ada lagi. Keluarga juga sudah jarang yang datang ke mari," ujar Baswindo saat ditemui Rabu sore.

Hari ini, tak ada kegiatan apapun yang dilakukan Baswindo. Dia hanya duduk di depan gubuknya sembari menghisap sebatang rokok.

Seluruh keluarga Baswindo telah kembali ke kampung halaman di daerah Banten. Sembari menceritakan pengalamannya selama tinggal di Pasar Ikan, Baswindo mempertanyakan alasan Pemprov DKI menggusur rumahnya.

Dia menilai apa yang dilakukan Pemprov DKI tak beralasan.

"Kenapa ya digusur, itu pertanyaan saya Pak. Ini kan tanah milik rakyat," ujar Baswindo.

April lalu, Pemprov DKI meratakan seluruh bangunan di kawasan Pasar Ikan. Ada warga yang bersedia direlokasi di rumah susun. Namun ada yang masih bertahan di sana walau telah digusur.

Mereka yang bertahan ada yang merayakan Lebaran di tenda dan gubuk yang mereka bangun dari sisa bongkaran rumahnya.

Kompas TV Pasca Penggusuran, Warga Bertahan & Tuntut Ganti Rugi
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Wanita Jatuh ke Celah Peron dan Gerbong KRL di Stasiun Manggarai

Megapolitan
Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Tepergok Curi Motor di Kelapa Gading, Pelaku Tembaki Sekuriti dengan Airsoft Gun

Megapolitan
Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Kompolnas Tetap Dorong Brigadir RAT Diotopsi: Untuk Memperjelas Penyebab Kematian

Megapolitan
Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Bule AS Terkesan dengan KRL Jakarta: Lebih Bagus dan Bersih dari Subway New York dan Chicago

Megapolitan
Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Kompolnas Dorong Penyelidikan dan Penyidikan Kasus Bunuh Diri Brigadir RAT Secara Profesional

Megapolitan
Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Tak Terkait SARA, Perusakan Gerobak Bubur di Jatinegara Murni Aksi Premanisme

Megapolitan
Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Polisi Bubarkan Pemuda yang Nongkrong Hingga Larut Malam di Jakut Demi Hindari Tawuran

Megapolitan
Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Dua Pemuda Terjerat Pinjol Pilih Merampok, Berakhir Dipenjara dengan Ancaman Hukuman 12 Tahun

Megapolitan
Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com