Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Enggan Antre di Apotek, Alasan Orangtua Beli Vaksin dari Dokter di RS Harapan Bunda

Kompas.com - 17/07/2016, 15:22 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Orangtua yang memvaksinkan anaknya di Rumah Sakit Harapan Bunda, Jakarta Timur, mengaku seringkali ditawari untuk membeli vaksin di luar rumah sakit.

Vaksin tersebut dijual dokter dan ditawarkan oleh suster di poliklinik anak RS Harapan Bunda.

Salah satu orangtua, mengaku membeli vaksin karena enggan mengantre cukup panjang di apotek rumah sakit tersebut. Dia pun menerima tawaran dari suster tersebut.

"Dia sih nawarin ke istri saya. 'Ibu mau ambil dari apotek apa dari saya?' Saya lihat sendiri kondisi apotek penuh, jadi saya ambil," ujar warga Ciracas yang enggan menyebutkan namanya, saat ditemui di RS Harapan Bunda, Minggu (17/7/2016).

Karena dia mengenal suster yang menawarkan vaksin tersebut, dia pun tidak mencurigai jika vaksin yang ditawarkan adalah vaksin palsu.

"Dari Suster Irna, yang sekarang jadi tersangka. Karena kenal sih jadi ya percaya," kata ayah dari bayi berusia 13 bulan itu.

(Baca juga: 126 Orangtua Sudah Melapor di Posko Pengaduan Vaksin Palsu RS Harapan Bunda)

Orangtua lainnya, Umi, mengaku juga ditawari oleh suster untuk membeli vaksin di luar rumah sakit. Suster menawarkan vaksin tersebut karena stok di rumah sakit habis.

"Memang dari suster yang katanya dari dokter Indra itu. Ada vaksin nih dari dokter Indra, tapi enggak lewat kasir. Bayar sendiri Rp 750.000 buat vaksin DPT 1," kata Umi.

Umi pun menerima tawaran vaksin tersebut karena waktu itu merupakan jadwal cucunya untuk divaksinasi.

"Orang ditawari katanya ada, karena waktunya vaksin ya enggak curiga. Kalau kelamaan menunda lagi, kapan adanya kan enggak pasti," ucap dia.

Transaksi yang dilakukan pun tidak melalui kasir. Umi langsung membayar vaksin tersebut kepada suster.

"Rumah sakit kosong, ada dari dokter Indra tapi enggak lewat kasir, kuitansi sendiri, bayarnya lewat suster di poli anak," tutur Umi.

Beberapa orangtua lainnya yang berbincang satu sama lain juga menyatakan hal serupa. Mereka mengaku seringkali ditawari vaksin oleh suster di RS Harapan Bunda.

Kini dokter Indra sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh Bareskrim Polri. Dia merupakan dokter di RS Harapan Bunda, satu dari 14 rumah sakit yang dirilis Kementerian Kesehatan menggunakan vaksin palsu.

(Baca: Kasus Vaksin Palsu, Polisi Dalami Keterlibatan Dokter Lain di RS Harapan Bunda)

Kompas TV Orangtua Datangi Posko Vaksin RS Elisabeth
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Banyak Warga Berbohong: 'Ngaku' Masih Tinggal di Jakarta, Padahal Sudah Pindah

Banyak Warga Berbohong: 'Ngaku' Masih Tinggal di Jakarta, Padahal Sudah Pindah

Megapolitan
Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Pendaftaran PPK Pilkada 2024 Dibuka untuk Umum, Mantan Petugas Saat Pilpres Tak Otomatis Diterima

Megapolitan
Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika Cs ke Lido untuk Direhabilitasi

Asesmen Diterima, Polisi Kirim Chandrika Chika Cs ke Lido untuk Direhabilitasi

Megapolitan
Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Selain ke PDI-P, Pasangan Petahana Benyamin-Pilar Daftar ke Demokrat dan PKB untuk Pilkada Tangsel

Megapolitan
Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Polisi Pastikan Kondisi Jasad Wanita Dalam Koper di Cikarang Masih Utuh

Megapolitan
Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Cara Urus NIK DKI yang Dinonaktifkan, Cukup Bawa Surat Keterangan Domisili dari RT

Megapolitan
Heru Budi Harap 'Groundbreaking' MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Heru Budi Harap "Groundbreaking" MRT East-West Bisa Terealisasi Agustus 2024

Megapolitan
Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Mengaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kekejaman Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com