JAKARTA, KOMPAS.com - Orangtua yang memvaksinkan anaknya di Rumah Sakit Harapan Bunda, Jakarta Timur, mengaku seringkali ditawari untuk membeli vaksin di luar rumah sakit.
Vaksin tersebut dijual dokter dan ditawarkan oleh suster di poliklinik anak RS Harapan Bunda.
Salah satu orangtua, mengaku membeli vaksin karena enggan mengantre cukup panjang di apotek rumah sakit tersebut. Dia pun menerima tawaran dari suster tersebut.
"Dia sih nawarin ke istri saya. 'Ibu mau ambil dari apotek apa dari saya?' Saya lihat sendiri kondisi apotek penuh, jadi saya ambil," ujar warga Ciracas yang enggan menyebutkan namanya, saat ditemui di RS Harapan Bunda, Minggu (17/7/2016).
Karena dia mengenal suster yang menawarkan vaksin tersebut, dia pun tidak mencurigai jika vaksin yang ditawarkan adalah vaksin palsu.
"Dari Suster Irna, yang sekarang jadi tersangka. Karena kenal sih jadi ya percaya," kata ayah dari bayi berusia 13 bulan itu.
(Baca juga: 126 Orangtua Sudah Melapor di Posko Pengaduan Vaksin Palsu RS Harapan Bunda)
Orangtua lainnya, Umi, mengaku juga ditawari oleh suster untuk membeli vaksin di luar rumah sakit. Suster menawarkan vaksin tersebut karena stok di rumah sakit habis.
"Memang dari suster yang katanya dari dokter Indra itu. Ada vaksin nih dari dokter Indra, tapi enggak lewat kasir. Bayar sendiri Rp 750.000 buat vaksin DPT 1," kata Umi.
Umi pun menerima tawaran vaksin tersebut karena waktu itu merupakan jadwal cucunya untuk divaksinasi.
"Orang ditawari katanya ada, karena waktunya vaksin ya enggak curiga. Kalau kelamaan menunda lagi, kapan adanya kan enggak pasti," ucap dia.
Transaksi yang dilakukan pun tidak melalui kasir. Umi langsung membayar vaksin tersebut kepada suster.
"Rumah sakit kosong, ada dari dokter Indra tapi enggak lewat kasir, kuitansi sendiri, bayarnya lewat suster di poli anak," tutur Umi.
Beberapa orangtua lainnya yang berbincang satu sama lain juga menyatakan hal serupa. Mereka mengaku seringkali ditawari vaksin oleh suster di RS Harapan Bunda.
Kini dokter Indra sudah ditetapkan sebagai tersangka oleh Bareskrim Polri. Dia merupakan dokter di RS Harapan Bunda, satu dari 14 rumah sakit yang dirilis Kementerian Kesehatan menggunakan vaksin palsu.
(Baca: Kasus Vaksin Palsu, Polisi Dalami Keterlibatan Dokter Lain di RS Harapan Bunda)