JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah membunuh Alika (23) di Hotel Ellysta, Jakarta Utara, Syahril Sidik (29) mengambil sejumlah barang berharga milik Alika yang ada di dalam tas miliknya. Sejumlah barang itu yaitu dua unit ponsel, sebuah motor matic, dan uang tunai sebesar Rp 85.000.
Syahril disebut sempat ingin menjual salah satu ponsel milik Alika kepada seorang penjaga toko ponsel bernama Ali Ryanto. Toko ponsel Ali tak jauh dari kediaman Syahril, di jalan Duren Cilincing, Jakarta Utara.
Ali mengaku sempat ditawari oleh Syahril sebuah ponsel merek BlackBerry seharga Rp 500.000. Namun, ketika memeriksa ponsel itu, Ali curiga karena di ponsel itu ada foto seorang wanita yang dia lihat bersama Syahril pada siang itu.
Siang hari sebelum kejadian naas, Ali melihat Alika mengendarai sepeda motor menjemput Syahril, tepat di depan toko ponsel tempat Ali bekerja sekitar pukul 17.00 WIB.
Ali semakin curiga saat Syahril tidak bisa membuka nomor pin ponsel tersebut. Ali mengatakan, alasan Syahril menjual ponsel tersebut karena pemilik ponsel membutuhkan uang.
Karena curiga, Ali menanyakan perihal keberadaan wanita yang bersama dengan Syahril siang itu.
"Saya tanyakan ke mana cewek yang tadi siang bareng dia, dia jawab dikunciin di dalam kamar, katanya dia (Alika) nangis-nangis," ujar Ali.
Mendengar alasan Syahril yang tak masuk akal, Ali mengurungkan niatnya untuk membeli ponsel itu.
Ali menjelaskan, saat Syahril menawarkan ponsel itu, dia melihat lengan sebelah kiri Syahril mengeluarkan darah. Namun, Ali tidak tahu apakah darah itu berasal dari luka atau bekas darah orang lain.
Syahril Sidik (29) membunuh Alika (23) pada Selasa (12/7/2016). Pihak kepolisian sektor Koja mengatakan, menurut pengakuan Syahril, dia memang sudah merencanakan pembunuhan itu untuk mengambil barang-barang milik Alika.