Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kuasa Hukum Jessica Anggap Dakwaan Jaksa "No Case"

Kompas.com - 21/07/2016, 21:10 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kuasa hukum Jessica Kumala Wongso, terdakwa dalam kasus kematian Wayan Mirna Salihin, menyatakan, beberapa poin yang ditekankan jaksa penuntut umum dalam persidangan kasus itu justru membuat dakwaan jaksa jadi "no case" atau tidak ada kasus.

Salah satu poin yang dinilai janggal adalah soal botol acqua panna berisi vietanamese iced coffee yang diminun Mirna.

Dalam persidangan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Kamis (21/7/2016), seorang saksi, bartender kafe Oliver yang bernama Yohannes mengungkapkan, ia sempat memindahkan sisa isi gelas kopi yang diminum Mirna ke dalam botol beling acqua panna.

Kata Yohannes, kopi dipindah ke botol karena akan diperiksa di laboratorium keesokan paginya.

"Berdasarkan BAP, yang disita itu adalah satu gelas sisa kopi Mirna dan satu botol kopi Mirna sisa juga. Ternyata saksi mengatakan gelas itu sudah kosong, dan jaksa mengatakan yang diperiksa di lab Mabes adalah gelas yang berisi kopi. Pertanyaannya adalah kopi yang mana yang diperiksa?" kata kuasa hukum Jessica, Otto Hasibuan.

Otto kemudian menyimpulkan, Mirna tidak bisa dikatakan meninggal akibat keracunan kopi. Sebab kopi yang diperiksa di laboratorium, yang dinyatakan mengadung sianida, berbeda dengan kopi yang diminum Mirna yang ada dalam botol acqua panna.

"Kalau secara hukum di Amerika, ini kasusnya langsung ditutup. Bagi saya apapun hasilnya, itu no case," kata Otto.

Otto juga mempermasalahkan perbedaan waktu yang ditunjukkan CCTV Olivier dengan struk order Jessica. CCTV menunjukkan, Jessica datang ke Olivier pukul 16.14. Namun struk pembelian menunjukkan Jessica memesan dua cocktail dan satu iced vietnamese coffee pada pukul 16.08.

"Yang benar yang mana? Dia belum datang kok sudah bisa pesan. Saya jadi bertanya yang dipesan ini jam 16.14 atau ada yang lain yang pesan jam 16.08? Apakah betul yang dipesan Jessica ini dia yang pesan?" kata Otto.

Otto mengatakan, jika CCTV tidak akurat, maka tidak pantas dijadikan pembuktian di persidangan. Untuk itu, ia meminta agar fakta dibuka selebar-lebarnya dalam persidangan.

"Terus terang akan banyak nanti keanehan-keanehannya, kita lihat di pledoilah karena masih panjang," ujarnya.

Kompas TV Barista Olivier: Bau Kopi Mirna Seperti Lem Super
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Kronologi Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang

Megapolitan
Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Mayat Bayi di Tanah Abang, Diduga Dibuang Ayah Kandungnya

Megapolitan
2 Pria Rampok Taksi 'Online' di Kembangan untuk Bayar Pinjol

2 Pria Rampok Taksi "Online" di Kembangan untuk Bayar Pinjol

Megapolitan
Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Heru Budi: Jakarta Bisa Benahi Tata Kota jika Pemerintahan Pindah ke IKN

Megapolitan
Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Polda Metro Jadwalkan Pemeriksaan Pendeta Gilbert Lumoindong Terkait Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com