Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Setempat Sempat Tolak Pemprov DKI Kelola TPST Bantargebang

Kompas.com - 24/07/2016, 14:15 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Sejumlah warga sekitar sempat menolak Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) Bantargebang, Bekasi diswakelola oleh Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.  

Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Isnawa Adji mengaku sempat khawatir oleh penolakan warga yang tinggal daerah itu.

Menurut Isnawa, warga takut jika swakelola itu membuat mereka yang bekerja di TPST Bantargebang tidak lagi dipekerjakan Pemprov DKI. Selain itu, warga juga mengkhawatirkan jika anggaran community development bagi warga tidak lagi disalurkan.

"Mereka ada kekhawatiran kalau dipegang oleh DKI, mereka enggak diperhatikan lagi. Misalnya uang community developmentnya atau pekerja eks GTJ (PT Godang Tua Jaya) takut enggak dipakai," ujar Isnawa di TPST Bantargebang, Minggu (24/7/2016).

Namun, kata Isnawa, setelah dijelaskan warga akhirnya setuju bahkan mendukung swakelola yang dilakukan Dinas Kebersihan.

Isnawa mengatakan, pihaknya menjanjikan penambahan anggaran community development bagi warga menjadi Rp 500.000 per tiga bulan untuk 18.000 kepala keluarga (KK) dari sebelumnya Rp 300.000 untuk 15.000 KK.

Sementara 381 pegawai TPST Bantargebang (sebelumnya dikelola PT Godang Tua Jaya), bakal dijadikan pekerja harian lepas (PHL) dengan gaji sesuai UMP DKI Jakarta sebesar Rp 3,1 juta.

"Mereka dapat tambahan community development, dijadikan PHL dengan gaji UMP, ditambah ada BPJS kesehatan lagi. Makanya kami minta untuk masyarakat mendukung agar nantinya kami bisa bekerja lebih optimal," ujar Isnawa.

Sebelumnya, sejumlah spanduk tampak terpasang di tembok dekat pintu masuk TPST Bantargebang. Spanduk itu berisi penolakan warga atas swakelola TPST Bantargebang oleh Pemprov DKI.

Di spanduk itu tertulis Pemprov DKI gagal mengelola tempat pembuangan sampah di Jakarta. Namun spanduk itu kini telah dilepas.

Selasa lalu, Dinas Kebersihan DKI Jakarta resmi memutus kontrak PT Godang Tua Jaya (GTJ) dan Navigat Organic Energy Indonesia (NOEI). Dinas kebersihan sempat kelabakan ketika PT GTJ secara tiba-tiba menarik keluar alat berat dari TPST Bantargebang di hari yang sama saat pemutusan kontrak tanpa pemberitahuan apapun.

Kompas TV Dinas Kebersihan DKI Operasikan 11 Alat Berat
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com