Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Geliat Estetika Tiga Wanita Mendobrak Paradigma

Kompas.com - 25/07/2016, 18:27 WIB
Jodhi Yudono

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com--Wanita juga bisa total berkesenian, meski juga tetap memiliki fungsi sebagai ibu rumah tangga, bahkan juga bekerja di bidang lainnya. Selama ada kemauan, passion, semangat, kehendak untuk berekspresi, dan geliat fisik dan jiwa, karya-karya akan terlahir.

Itu salah satu pesan yang disampaikan tiga perupa wanita dari berbagai daerah, Mola (Bandung), Maria Tiwi (Tangerang), dan Pini Fe (Jambi). Berawal dari kesamaan persepsi dan kamauan, serta geliat yang sama, mereka akhirnya mencoba mempertemukan karya-karya lukisan mereka dalam pameran bertajuk Geliat di Balai Budaya Jakarta, mulai 24 sampai 30 Juli 2016.

Tema Geliat sengaja diambil untuk menekankan gerak fisik dan jiwa untuk terus berkreasi, apa pun keadaannya. Paradigma bahwa wanita yang juga sebagai ibu rumah tangga, apalagi juga bekerja di bidang lain, sulit menyempatkan diri berkreasi dan berekspresi, mereka dobrak dengan bukti karya demi karya yang lahir dari mereka secara produktif.

Kesenian, dalam hal ini seni lukis, menjadi medium yang mereka anggap bagian dari jiwa mereka untuk mengekspresikan diri. Bahkan, Pini Fe mengaku, "Seni lukis sudah seperti cloning dari diri saya. Saya tak bisa lepas. Karena, lewat lukisan saya bisa menumpahkan segala kehendak, perasaan, kemauan, dan cita-cita."

Mereka ingin memotivasi wanita lain untuk tak segan berkreasi dan berekspresi. Apalagi, pelukis wanita juga tidak terlalu banyak. Mungkin, keinginan untuk melukis ada, tapi selalu terbentur norma dan paradigma lama. Atau, paling sering terhambat persepsi bahwa sebagai wanita akan kesulitan berekspresi dalam dunia lukis, apalagi jika sudah menjadi ibu rumah tangga.

Mereka juga berharap geliat pelukis wanita lebih besar lagi. Sehingga, jagat seni juga semakin diwarnai oleh sentuhan dan kreasi wanita.

"Sebab itu, dalam pameran ini kami ambil tema 'Geliat'. Sebuah ungkapan yang berenergikan geliat. Kami sebagai wanita ingin terus bergerak dan bergerak dalam karya, sekaligus memotivasi wanita lain," kata Maria Tiwi.

Selain itu, mereka juga ingin berkontribusi ke dalam kehidupan lebih luas lagi. Lewat karya seni lukis, mereka berharap akan ada manfaat bagi kehidupan.

"Seni adalah bagian dari hidup saya. Sebuah karya yang diciptakan dengan jujur dan suka cita akan berdampak besar dalam kehidupan diri kita, memotivasi, menemukan jati diri, menjadi terapi jiwa, menghibur dan memberi manfaat bagi orang lain," jelas Mola.

Mereka telah membuktikan diri memiliki geliat yang begitu dinamis. Meski semuanya juga ibu rumah tangga dan bekerja di bidang lain, tapi mereka tetap bisa bergerak dengan waktu yang ada untuk berkarya dalam seni lukis secara maksimal. Bahkan, mereka tergolong produktif melahirkan karya lukis dengan keriangan dan suka citanya.

BEDA GAYA
Hal lain yang menarik dalam pameran ini, ketiga perupa ini memiliki gaya dan aliran berbeda. Namun, semangat dan kejujuran berkarya mereka sama.

Maria Tiwi lebih nyaman melukis dengan gaya figuratif. Sedangkan Mola lebih bergaya ekspresif. Keduanya sama-sama sering memakai model wanita untuk mengekspresikan persepsi, opini, perasaan, dan ungkapan mereka.

Sedangkan Pini Fe lebih suka bergaya abstrak. Meski mampu melukis dalam gaya lainnya, Pini Fe merasa cocok dan puas mengungkapkan isi hatinya lewat lukisan abstrak.

Ada tema sosial, misalnya Crowd City karya Mola, ada juga tema-tema motivasi, maupun ledakan emosi dan perasaan sang perupa. Semua itu tertuang dalam karya lukis yang lepas dan itu menjadi kekuatan mereka.

Sehingga, gedung Balai Budaya Jakarta yang terkesan tua dan renta, tetap menjadi indah dan bergairah dengan kehadiran karya-karya mereka. Geliat estetika Mola, Maria Tiwi, dan Pini Fe seolah menghadirkan energi hingga gedung tua itu terasa penuh nuansa. (Hery Gaos)

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Khawatir Tak Lagi Dikenal, Mochtar Mohamad Bakal Pasang 1.000 Baliho untuk Pilkada Bekasi

Megapolitan
TikToker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

TikToker Galihloss Akui Bikin Konten Penistaan Agama untuk Hiburan

Megapolitan
Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Polisi Sita Senpi dan Alat Bantu Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Kebakaran Agen Gas dan Air di Cinere Depok, Empat Ruangan Hangus

Megapolitan
Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi 'Online' di Depok yang Jual Koin Slot lewat 'Live Streaming'

Polisi Tangkap Empat Pebisnis Judi "Online" di Depok yang Jual Koin Slot lewat "Live Streaming"

Megapolitan
Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Punya Penjaringan Sendiri, PDI-P Belum Jawab Ajakan PAN Usung Dedie Rachim di Pilkada Bogor

Megapolitan
Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Begini Tampang Dua Pria yang Cekoki Remaja 16 Tahun Pakai Narkoba hingga Tewas

Megapolitan
Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Kelurahan di DKJ Dapat Kucuran Anggaran 5 Persen dari APBD, Sosialisasi Mulai Mei 2024

Megapolitan
Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Diprotes Warga karena Penonaktifan NIK, Petugas: Banyak Program Pemprov DKI Tak Berjalan Mulus karena Tak Tertib

Megapolitan
Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Dua Rumah Kebakaran di Kalideres, Satu Orang Tewas

Megapolitan
Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Curhat Pedagang Bawang Merah Kehilangan Pembeli gara-gara Harga Naik Dua Kali Lipat

Megapolitan
PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

PAN Ajak PDI-P Ikut Usung Dedie Rachim Jadi Calon Wali Kota Bogor

Megapolitan
Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Kelakar Chandrika Chika Saat Dibawa ke BNN Lido: Mau ke Mal, Ada Cinta di Sana...

Megapolitan
Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Pemilik Toko Gas di Depok Tewas dalam Kebakaran, Saksi: Langsung Meledak, Enggak Tertolong Lagi

Megapolitan
Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Sowan ke Markas PDI-P Kota Bogor, PAN Ajak Berkoalisi di Pilkada 2024

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com