Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ahok: Kambing "Dibedakin" Pun Bisa Jadi Gubernur

Kompas.com - 03/08/2016, 19:29 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama berkomentar soal upaya pengumpulan 3 juta KTP untuk menolak gubernur arogan. Meskipun tidak ditulis spesifik nama Basuki dalam formulir yang disebar forum RT dan RW, gubernur arogan seolah mengarah kepada Basuki.

"Kamu ngumpulin orang 1 juta aja enggak percaya, kumpulin ada 3 juta nanti kan yang tentukan di pemilihan 15 Februari saja," ujar Basuki di Balai Kota DKI Jakarta, Jalan Medan Merdeka Selatan, Rabu (3/8/2016).

Basuki atau Ahok mengatakan seandainya 3 juta KTP untuk menolaknya benar-benar terkumpul, maka siapapun yang head to head dengannya akan langsung menang. Tiga juta orang tersebut pasti tidak akan memilih Ahok dan memilih rivalnya.

Jika kehilangan 3 juta suara dari total daftar pemilih tetap di Jakarta, Ahok pesimistis bisa menang. Rivalnya pun bagai ketiban durian. Tanpa perlu memiliki program dan kualitas baik, 3 juta orang akan memberikan suara kepada rivalnya.

"Istilah politiknya, kambing dibedakin pun kalau dicalonin dapat 3 juta suara loh, kan sederhana," ujar Ahok. (Baca: Menanti Titah Megawati dalam Pilkada DKI...)

Ahok pun menyayangkan bahwa kampanye politik saat ini tidak lagi menawarkan program-program. Sebaliknya, kekalahan Ahok menjadi hal yang paling penting daripada program itu sendiri.

"Sekarang kan bagaimana Ahok enggak bisa jadi Gubernur lagi. Kalau begitu benar, berarti kalau kambing dibedakin ikut Pilkada juga bisa jadi Gubernur, asal bukan Ahok pokoknya," ujar Ahok.

Formulir dukungan berkop Forum RT RW DKI Jakarta beredar di sebuah sekolah taman kanak-kanak di Jakarta Timur. Salah satu orangtua murid di TK itu, Il (41), mengaku diminta pihak sekolah untuk mengisi formulir dukungan tersebut saat acara halalbihalal yang berlangsung pada Jumat (29/7/2016).

Formulir itu menyatakan membutuhkan 3 juta KTP untuk menolak pemimpin yang arogan, zalim, temperamental, melemahkan, dan melecehkan lembaga RT RW. (Baca: Ahok: Kalau Saya Arogan, "Ngapain" Orang dari Luar Kota Datang Minta Foto)

Kompas TV Makna Ucapan Ahok Tentang Risma
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Resmi Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi pada Pilkada 2024

Mochtar Mohamad Resmi Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi pada Pilkada 2024

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Pengendara Moge Tewas Terlindas Truk Trailer di Plumpang Jakut

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Jumat 26 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
Gardu Listrik di Halaman Rumah Kos Setiabudi Terbakar, Penghuni Sempat Panik

Gardu Listrik di Halaman Rumah Kos Setiabudi Terbakar, Penghuni Sempat Panik

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com