Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Waswas Penonaktifan NIK Warga Jakarta, Jangan Sampai Bikin Kekisruhan

Kompas.com - 23/04/2024, 10:07 WIB
Tria Sutrisna,
Larissa Huda

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Provinsi (Pemprov) DKI Jakarta diminta berhati-hati dalam memulai kebijakan penonaktifan nomor induk kependudukan (NIK) warganya, yang kini tinggal di daerah lain.

Para legislator pun mengingatkan agar penonaktifan NIK warga ber-KTP Jakarta yang berdomisili di daerah lain, tak dilakukan secara tergesa-gesa dan justru menimbulkan kekisruhan.

Menurut Sekretaris Fraksi PDI-P DPRD DKI Jakarta Dwi Rio Sambodo, kebijakan penonaktifan NIK warga Jakarta yang tinggal di daerah lain, belum tersosialisasikan secara maksimal ke masyarakat.

Baca juga: Antisipasi Dampak Penonaktifan NIK, Fraksi PSI Minta Posko Aduan di Kelurahan Dioptimalkan

“Masih banyak warga DKI Jakarta yang belum mengetahui rencana penonaktifan NIK sehingga dikhawatirkan justru bisa menimbulkan masalah baru,” ujar Rio saat dikonfirmasi, Senin (22/4/2024).

Seharusnya, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dukcapil) DKI Jakarta terlebih dahulu fokus memverifikasi ulang data setiap warga, yang kini diduga tinggal di daerah lain.

Bagi Rio, langkah tersebut perlu dilakukan guna mengantisipasi ketidaktepatan penonaktifan NIK warga. Pasalnya, kesalahan itu akan mempersulit warga untuk mendapatkan pelayanan.

“Pengambilan keputusan yang sepihak tentunya akan mengakibatkan munculnya masalah mendasar dan teknis di tengah masyarakat,” kata Rio.

Baca juga: Fraksi PDI-P Minta Pemprov DKI Tak Terburu-buru Nonaktifkan NIK Warga Jakarta di Daerah

Optimalisasi posko aduan

Pemprov DKI Jakarta sendiri sudah membuka posko aduan terkait penonaktifan NIK di setiap kantor kelurahan. Setiap warga yang terdampak penonaktifan NIK, dapat mengajukan keberatan.

Menanggapi hal itu, Ketua Fraksi PSI DRPD DKI William Aditya Sarana meminta posko yang disiapkan untuk melayani warga harus bisa dioptimalisasi.

Dengan begitu, para warga terdampak penonaktifan NIK bisa terlayani dengan baik lantaran jumlahnya diperkirakan tak sedikit.

“Saya kira posko yang dibuka di kelurahan harus optimal. Yang penting pemerintah memberikan pelayanan yang baik untuk warga Jakarta yang merasa tidak menerima keputusan itu,” ujar William.

Senada dengan Rio, William juga menilai masih ada warga yang belum tersosialisasi kebijakan penonaktifan NIK. Dengan begitu, kata dia, akan cukup banyak warga yang tedampak.

Baca juga: Fraksi PKS DKI Nilai Penonaktifan NIK Warga Jakarta yang Tinggal di Daerah Lain Tak Adil

Selain itu, banyak warga DKI Jakarta yang tinggal di daerah lain, tetapi masih memiliki aset dan tempat tinggal di Ibu Kota.

“Atau ada kesalahan dari Pemprov DKI Jakarta saat penyisiran data. Jadi saya kira posko yang dibuka di kelurahan harus optimal,” kata William.

Penonaktifan NIK bertahap

Diberitakan sebelumnya, tahapan penonaktifan NIK akan dilakukan pada April dari yang sebelumnya dijadwalkan awal Maret 2024.

Halaman:


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

[POPULER JABODETABEK] Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper: Korban Ternyata Minta Dinikahi | Misteri Mayat Wanita Dalam Koper Mulai Terkuak

Megapolitan
Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Rute Transjakarta 10M Pulo Gadung - Walikota Jakarta Utara via Cakung

Megapolitan
Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Lokasi dan Jadwal Pencetakan KTP dan KK di Tangerang Selatan

Megapolitan
Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Kecelakaan di UI, Saksi Sebut Mobil HRV Berkecepatan Tinggi Tabrak Bus Kuning

Megapolitan
Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Polisi Periksa 10 Saksi Kasus Tewasnya Siswa STIP yang Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Diduga Ngebut, Mobil Tabrak Bikun UI di Hutan Kota

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Tinggalkan Mayat Korban di Kamar Hotel

Megapolitan
Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Siswa STIP Dianiaya Senior di Sekolah, Diduga Sudah Tewas Saat Dibawa ke Klinik

Megapolitan
Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Terdapat Luka Lebam di Sekitar Ulu Hati Mahasiswa STIP yang Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Dokter Belum Visum Jenazah Mahasiswa STIP yang Tewas akibat Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Polisi Pastikan RTH Tubagus Angke Sudah Bersih dari Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Mahasiswa STIP Tewas Diduga akibat Dianiaya Senior

Megapolitan
Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Berbeda Nasib dengan Chandrika Chika, Rio Reifan Tak Akan Dapat Rehabilitasi Narkoba

Megapolitan
Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Lansia Korban Hipnotis di Bogor, Emas 1,5 Gram dan Uang Tunai Jutaan Rupiah Raib

Megapolitan
Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Polisi Sebut Keributan Suporter di Stasiun Manggarai Libatkan Jakmania dan Viking

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com