TANGERANG, KOMPAS.com - Belasan orang yang tergabung dalam sindikat perdagangan manusia memalsukan identitas korbannya setiap tiba di tempat baru. Hal itu diungkapkan oleh Direktur Tindak Pidana Umum Bareskrim Polri Brigadir Jenderal Polisi Agus Andrianto saat membawa belasan perempuan korban tindak pidana perdagangan orang (TPPO) di Terminal 1C Bandara Soekarno-Hatta, Selasa (16/8/2016).
"Modus operandi tersangka, mereka memanipulasi data korban saat berangkat dari NTT sampai ke Jawa Timur maupun ke Sumatera Utara. Mereka pakai KTP palsu semua. Setelah sampai di Tanjung Balai, mereka mengubah KTP lagi, membuat proses dokumen keimigrasian yang juga dipalsukan," kata Agus, kepada Kompas.com.
Menurut Agus, pihaknya masih mendalami cara kerja komplotan perdagangan manusia ini. Polisi juga masih mencari tahu hubungan jaringan perdagangan manusia ini dengan sindikat pemalsu identitas yang bisa jadi merupakan kelompok yang berbeda.
Dari pengungkapan sementara, ada 14 orang tersangka yang telah diamankan oleh polisi. Adapun korban yang berhasil diselamatkan sampai saat ini sebanyak 16 orang perempuan.
( Baca: 16 Wanita Korban "Human Trafficking" Tiba di Bandara Soekarno-Hatta )
Meski begitu, Agus memperkirakan, jumlah tersangka masih bisa bertambah. Sama halnya dengan jumlah korban, diyakini masih ada yang lain karena salah satu tersangka mengaku bisa mengumpulkan sepuluh korban dalam waktu sepekan.
Dari tempat asalnya, para korban dijanjikan berangkat ke Malaysia sebagai tenaga kerja Indonesia (TKI). Mereka juga diiming-imingi bayaran mulai dari Rp 3-4 juta sebagai upah sebulan bekerja di sana.
Agus belum menjelaskan lebih lanjut sejak kapan sindikat ini beroperasi. Pihaknya akan memberikan informasi lengkap saat konferensi pers di Bareskrim Polri.
Pengungkapan TPPO ini bermula dari adanya kasus penjualan organ tubuh yang menjadi atensi dari Kapolri Jenderal (Pol) Tito Karnavian, belum lama ini. Dari kasus tersebut, Kapolri memerintahkan penyidik untuk mendalaminya hingga terungkap salah satu jaringan perdagangan manusia dengan korban yang baru dipulangkan ini.
Para korban akan dibawa ke rumah aman milik Kementerian Sosial di Jakarta Timur untuk menjalani proses pemulihan. Dari pemeriksaan sementara, ke-16 korban diketahui berasal dari Nusa Tenggara Timur, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sumatera Utara, dan Tanjung Balai.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.