Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Petambak di Serang Mengaku Alami Kerugian akibat Pengerukan Pasir untuk Reklamasi di Jakarta

Kompas.com - 18/08/2016, 18:19 WIB
Robertus Belarminus

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Nelayan dan petambak ikan di Serang, Banten, mengaku telah mengalami kerugian akibat pengerukan pasir laut selama bertahun-tahun di wilayah mereka. Pasir yang dikeruk tersebut diduga digunakan untuk proyek reklamasi di Teluk Jakarta.

Salah satu petambak, Maftuh Hafi (40), warga Desa Domas, Kecamatan Pontang, Banten mengaku kehilangan 10 hektar lahan tambak akibat abrasi. Abrasi diduga telah terjadi begitu karena pengerukan pasir laut.

Ia menyampaikan hal itu dalam sidang gugatan terhadap Surat Keputusan (SK) Gubernur DKI soal reklamasi di Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) Jakarta,  Kamis (18/8/2016).

"Betul ada penambangan pasir di daerah kami, sekitar 1 kilometer dari pantai," kata Maftuh.

Menurut dia, sejak 2003 kapal pengeruk pasir mulai beroperasi. Namun, Maftuh baru tahu kalau pasir itu digunakan untuk reklamasi di Jakarta pada 2015, setelah ramai pemberitaan di media massa.

Dia menyatakan total ada tiga kapal yang mengeruk pasir sejak 2003 hingga tahun ini. Dua kapal baru beroperasi tahun lalu. Dua kapal itu, dari informasi yang dia dengar, membawa pasir untuk reklamasi di teluk Jakarta, salah satunya untuk Pulau G.

Setiap membawa pasir, kata dia, kapal berlayar ke arah kanan yang merupakan arah Jakarta.

"Kawan-kawan saya di Muara Angke juga pernah lihat dua kapal itu, yang setiap hari pernah kami demo," kata Maftuh.

Kerusakan akibat pengerukan selama bertahun-tahun itu, kata dia, telah menyebabkan 750 hektar lahan petani tambak hilang. Ini terjadi di sekitar delapan desa.

"Tambak habis karena pengerukan, jadi abrasi, pasir di pinggir itu jadi turun," ujar Maftuh.

Hakim Ketua M Arif Pratomo sempat bertanya apakah abrasi bisa karena faktor lain seperti alam.

Maftuh meyakini bahwa abrasi menjadi cepat terjadi karena ada pengerukan.

"Kalau alam tidak secepat itu," ujar Maftuh.

Nelayan sudah mencoba menanam mangrove. Namun tanaman itu tidak dapat tumbuh subur karena rusak oleh abrasi.

Sidang akan dilanjutkan pada 25 Agustus 2016.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Rayakan 'May Day', Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Rayakan "May Day", Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Megapolitan
Pakar Ungkap 'Suicide Rate' Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Pakar Ungkap "Suicide Rate" Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Megapolitan
Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi 'May Day'

Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi "May Day"

Megapolitan
3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

Megapolitan
Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDI-P

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDI-P

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com