Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Poin Perbedaan Pandangan Saksi Jaksa dan Jessica soal Sianida

Kompas.com - 15/09/2016, 10:55 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Sidang kasus pembunuhan Wayan Mirna Salihin di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat dipadati dengan keterangan-keterangan para saksi ahli.

Pada sidang ketiga yang menghadirkan saksi dari terdakwa Jessica Kumala Wongso kemarin, setidaknya ada dua poin soal sianida yang berbeda dari pandangan saksi ahli yang didatangkan jaksa penuntut umum sebelumnya.

1. Perubahan Warna

Hasil pemeriksaan barang bukti oleh Puslabfor Polri dalam kasus ini menyebutkan, ada 7.400 miligram per liter sianida dari lebih kurang 150 mililiter sisa es kopi vietnam yang diminum Mirna di Kafe Olivier, Januari 2016 lalu. Untuk selanjutnya, ini disebut sebagai barang bukti (BB) 1.

Ahli toksikologi forensik dari Puslabfor Polri, Komisaris Besar Nursamran Subandi, mengungkapkan, ada perubahan warna kopi yang tercampur sianida. Perubahan warna disebabkan oleh reaksi kimia yang terjadi antara sianida dan kandungan di dalam kopi tersebut.

"Enam bulan reaksi ini berlangsung. Kami tidak bisa prediksi dengan bahan reaktif sianida itu. Kami enggak bisa prediksi reaksi apa yang terjadi, bisa saja warnanya merah atau yang lain," kata Nursamran, 3 Agustus 2016 lalu.

Keterangan ini berbanding terbalik dengan kesaksian ahli toksikologi kimia dari pihak Jessica, Dr rer nat (doktor ilmu sains) Budiawan. Menurut Budiawan, setelah dia melakukan percobaan, tidak ada perubahan warna yang terjadi.

"Warnanya begitu saja, tidak berubah. Tetap warna coklat kopi susu pada umumnya," kata Budiawan pada Rabu (14/9/2016).

2. Uji coba sedot kopi bersianida

Masih antara keterangan Nursamran dan Budiawan, perbedaan kali ini soal percobaan menyedot es kopi vietnam dengan sedotan. Percobaan ini sebelumnya diungkapkan Nursamran dalam rangka mencari tahu berapa perkiraan volume kopi yang diminum Mirna dan berapa taksiran sianida yang terkandung di dalamnya.

Dalam percobaannya, Nursamran meyakini Mirna bisa menelan sekitar 20 mililiter dalam sekali sedot. Bila mengacu pada hasil Puslabfor Polri yang memperlihatkan 7.400 miligram per liter di dalam 150 mililiter es kopi vietnam Mirna, maka jumlah sianida yang masuk ke tubuh sekitar 298 miligram.

Sementara itu, Budiawan berpendapat, percobaan itu tidak valid. Dengan demikian, tidak bisa dipastikan apakah betul Mirna menelan 20 mililiter dalam sekali sedot dan ada 298 miligram sianida yang masuk tertelan bersamaan dengan kopi.

Meski keterangannya berbeda dari Nursamran, Budiawan mendapati kesamaan pendapat dengan ahli toksikologi forensik yang dihadirkan jaksa, I Made Agus Gelgel Wirasuta.

Dalam kesaksiannya, kedua ahli tersebut sama-sama mengaku pernah melakukan uji coba es kopi vietnam dicampur dengan sianida dengan berbagai macam urutan campuran kopi dan kondisi.

Dari sebagian besar percobaan, diketahui sianida dapat tercium sangat menyengat hanya dalam kurun waktu singkat, yaitu 10 menit.

Hal itu pun dipakai oleh kuasa hukum Jessica, Otto Hasibuan, untuk mempertanyakan mengapa orang di sekitar Mirna saat itu tidak terdampak bau sianida dari es kopi vietnam tersebut.

"Harusnya orang di sana pingsan, dong. Tapi, kenyataannya, Hanie atau Jessica tidak kenapa-kenapa. Menurut ahli (Budiawan) juga, sianida sangat mudah menguap, suhu 25 derajat saja sudah bisa. Sedangkan suhu ruangan normal saja 26 derajat. Apalagi sianidanya banyak sekali, ada 7.400 miligram per liter," ujar Otto.

Kompas TV Ahli: Sebenarnya Metode Pemeriksaan Mirna Apa?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Korban Pelecehan Payudara di Jaksel Trauma, Takut Saat Orang Asing Mendekat

Megapolitan
Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Dilecehkan Pria di Jakbar, 5 Bocah Laki-laki Tak Berani Lapor Orangtua

Megapolitan
Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Rute Transjakarta 12C Waduk Pluit-Penjaringan

Megapolitan
Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Rute KA Gumarang, Tarif dan Jadwalnya 2024

Megapolitan
Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Kronologi Perempuan di Jaksel Jadi Korban Pelecehan Payudara, Pelaku Diduga Pelajar

Megapolitan
Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Masuk Rumah Korban, Pria yang Diduga Lecehkan 5 Bocah Laki-laki di Jakbar Ngaku Salah Rumah

Megapolitan
Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Cegah Penyebaran Penyakit Hewan Kurban, Pemprov DKI Perketat Prosedur dan Vaksinasi

Megapolitan
Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Viral Video Gibran, Bocah di Bogor Menangis Minta Makan, Lurah Ungkap Kondisi Sebenarnya

Megapolitan
Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Kriteria Sosok yang Pantas Pimpin Jakarta bagi Ahok, Mau Buktikan Sumber Harta sampai Menerima Warga di Balai Kota

Megapolitan
Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Sedang Jalan Kaki, Perempuan di Kebayoran Baru Jadi Korban Pelecehan Payudara

Megapolitan
Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Polisi Tangkap Aktor Epy Kusnandar Terkait Penyalahgunaan Narkoba

Megapolitan
Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Pemprov DKI Jakarta Bakal Cek Kesehatan Hewan Kurban Jelang Idul Adha 1445 H

Megapolitan
Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Pekerja yang Jatuh dari Atap Stasiun LRT Kuningan Disebut Sedang Bersihkan Talang Air

Megapolitan
Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Setuju Jukir Ditertibakan, Pelanggan Minimarket: Kalau Enggak Dibayar Suka Marah

Megapolitan
Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Bercak Darah Masih Terlihat di Lokasi Terjatuhnya Pekerja dari Atap Stasiun LRT Kuningan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com