Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cairan di Lambung Mirna Negatif Sianida karena Tidak Langsung Diperiksa

Kompas.com - 14/09/2016, 14:57 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Ahli toksikologi forensik dari Puslabfor Polri, Kombes Nursamran Subandi, yang memeriksa barang bukti kasus kematian Wayan Mirna Salihin, tampak hadir dalam sidang lanjutan di Pengadilan Negeri Jakarta Pusat, Rabu (14/9/2016).

Dia duduk di kursi pengunjung dan memperhatikan jalannya persidangan. Saat keluar ruang sidang, dia mengatakan, barang bukti nomor 4 (BB 4), yaitu cairan di lambung yang diambil 70 menit setelah kematian Mirna, tidak langsung diperiksa di Puslabfor Polri.

"Itu kan bukti 4 bukan segera diambil terus dianalisis. Diambil waktu itu, terus empat hari kemudian sama-sama dianalisis dengan bukti yang lain, bukan segera setelah itu, bukan," ujar Nursamran.

Akibatnya, lanjut Nusamran, hasil pemeriksaan Puslabfor Polri tidak menunjukkan adanya kandungan sianida dalam cairan lambung tersebut.

"(Kalau langsung dianalisis), bisa jadi saya temukan, ini 4 hari setelah kematian, bagaimana carinya. Empat hari itu kan hilang," kata dia.

Nursamran menyatakan, ahli toksikologi kimia Budiawan, yang memberikan keterangan dalam persidangan hari ini, hanya berbicara soal teori. Dia menyebut teori-teori yang disampaikan Budiawan tidak sesuai dengan fakta yang sebenarnya terjadi.

"Dia banyak ngawur itu. Cuma teori, banyak teori yang sangat tidak relevan dengan fakta," ucap Nursamran. (Baca: Ahli Toksikologi Kimia dari Pihak Jessica Mentahkan Keterangan Ahli Puslabfor Polri)

Sebelumnya, di dalam persidangan, Budiawan menyatakan, cairan di lambung Mirna merupakan golden evidence karena diambil sebelum mendapatkan intervensi berupa pemberian formalin. Dengan tidak ditemukannya sianida dalam cairan di lambung Mirna dan organ tubuh lainnya, Budiawan meyakini tidak ada sianida yang masuk ke dalam tubuh Mirna.

Kompas TV Ahli: Air yang Kita Gunakan Terdapat Sianida
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Polisi Tangkap Pembunuh Pedagang Perabot di Duren Sawit, Ternyata Anak Kandung Sendiri

Polisi Tangkap Pembunuh Pedagang Perabot di Duren Sawit, Ternyata Anak Kandung Sendiri

Megapolitan
Diduga Korsleting, Bengkel Motor Sekaligus Rumah Tinggal di Cibubur Terbakar

Diduga Korsleting, Bengkel Motor Sekaligus Rumah Tinggal di Cibubur Terbakar

Megapolitan
Kardinal Suharyo Tegaskan Gereja Katolik Tak Sama dengan Ormas Keagamaan

Kardinal Suharyo Tegaskan Gereja Katolik Tak Sama dengan Ormas Keagamaan

Megapolitan
Ditawari Izin Tambang, Kardinal Suharyo: Itu Bukan Wilayah Kami

Ditawari Izin Tambang, Kardinal Suharyo: Itu Bukan Wilayah Kami

Megapolitan
Pemuda yang Sekap dan Aniaya Kekasihnya di Pondok Aren Ditangkap Polisi

Pemuda yang Sekap dan Aniaya Kekasihnya di Pondok Aren Ditangkap Polisi

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Lapor Polisi soal Penjarahan Sejak 2023

Pengelola Rusunawa Marunda Lapor Polisi soal Penjarahan Sejak 2023

Megapolitan
Paus Fransiskus Kunjungi Indonesia: Waktu Singkat dan Enggan Naik Mobil Antipeluru

Paus Fransiskus Kunjungi Indonesia: Waktu Singkat dan Enggan Naik Mobil Antipeluru

Megapolitan
Pedagang Perabot di Duren Sawit Tewas dengan Luka Tusuk

Pedagang Perabot di Duren Sawit Tewas dengan Luka Tusuk

Megapolitan
Tak Disangka, Grafiti Bikin Fermul Belajar Mengontrol Emosi

Tak Disangka, Grafiti Bikin Fermul Belajar Mengontrol Emosi

Megapolitan
Sambut Positif jika Anies Ingin Bertemu Prabowo, PAN: Konsep 'Winner Takes All' Tidak Dikenal

Sambut Positif jika Anies Ingin Bertemu Prabowo, PAN: Konsep "Winner Takes All" Tidak Dikenal

Megapolitan
Seniman Grafiti Ingin Buat Tembok Jakarta Lebih Berwarna meski Aksinya Dicap Vandalisme

Seniman Grafiti Ingin Buat Tembok Jakarta Lebih Berwarna meski Aksinya Dicap Vandalisme

Megapolitan
Kunjungan Paus ke Indonesia Jadi yang Kali Ketiga Sepanjang Sejarah

Kunjungan Paus ke Indonesia Jadi yang Kali Ketiga Sepanjang Sejarah

Megapolitan
Kardinal Suharyo: Kunjungan Paus Penting, tapi Lebih Penting Mengikuti Teladannya

Kardinal Suharyo: Kunjungan Paus Penting, tapi Lebih Penting Mengikuti Teladannya

Megapolitan
Paus Fransiskus Akan Berkunjung ke Indonesia, Diagendakan Mampir ke Istiqlal hingga GBK

Paus Fransiskus Akan Berkunjung ke Indonesia, Diagendakan Mampir ke Istiqlal hingga GBK

Megapolitan
Warga Langsung Padati CFD Thamrin-Bundaran HI Usai Jakarta Marathon

Warga Langsung Padati CFD Thamrin-Bundaran HI Usai Jakarta Marathon

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com