Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Saat Yel-yel DPD PDI-P dari "Ahok Tumbang" Berganti Jadi "Ahok Menang"

Kompas.com - 22/09/2016, 08:43 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Bakal calon gubernur petahana DKI Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok, resmi mendaftarkan diri ke Komisi Pemilihan Umum DKI Jakarta untuk bisa berlaga pada Pemilihan Kepala Daerah 2017, Rabu (21/9/2016) kemarin. Ia maju bersama dengan wakilnya saat ini, Djarot Saiful Hidayat.

Djarot merupakan kader Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), yang merupakan salah satu partai pengusung Ahok. Massa kader PDI-P sendiri tampak ikut serta saat Ahok dan Djarot mendaftar kemarin.

Saat berkumpul di halaman Kantor KPU DKI, mereka tampak tak henti-hentinya menyanyikan yel-yel penyemangat untuk Ahok, tak terkecuali yel-yel dengan nada sindiran ke Ahok yang pernah dinyanyikan para pengurus DPD PDI-P beberapa waktu lalu.

Yel-yel yang dimaksud di sini adalah yel-yel berisi lirik "Ahok Pasti Tumbang". Hanya, kini bagian "Ahok Pasti Tumbang" telah berganti menjadi "Ahok Pasti Menang". (Baca: Ini Yel Terbaru Kader PDI-P Setelah Partainya Resmi Dukung Ahok-Djarot)

Perubahan lirik hanya terjadi pada bagian tersebut. Sementara itu, lirik pada bagian lainnya masih sama seperti sebelumnya, yakni "bersatu padu untuk menang, gotong royong untuk menang, berjuanglah untuk menang, Ahok pasti menang (sebelumnya Ahok pasti tumbang).

Pada Agustus lalu, sebuah video berdurasi 32 detik yang berisi kader PDI-P menyanyikan yel-yel penolakan terhadap Ahok beredar di media sosial.

Ada beberapa kader PDI-P yang terlihat dalam video tersebut, mulai dari Pelaksana Tugas (Plt) Ketua DPD Bambang DH, Sekretaris DPD Prasetio Edi Marsudi, dan Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) Gembong Warsono. Meski sempat menolak, pasca-keputusan ketua umum partainya, Megawati Soekarnoputri, para kader PDI-P DKI kini menyatakan sepenuhnya mendukung Ahok.

"Ya pokoknya apa pun keputusannya kami siap. Jadi, apa pun yang sudah diputuskan Ibu Ketua Umum dan DPP partai ya itu hasilnya," ujar Gembong.

Megawati sudah menyatakan menggunakan hak prerogatifnya saat menunjuk Ahok sebagai calon gubernur yang akan diusung partainya pada Pilkada DKI 2017.

"Kali ini saya menggunakan hak prerogatif saya sebagai ketua umum. Saya memberi tahu ke semua jajaran struktural partai dari tingkat atas sampai tingkat bawah," kata Mega di Kantor DPP PDI-P, Jalan Diponegoro, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (21/9/2016). (Baca: Pernah Nyanyikan "Ahok Pasti Tumbang", Ini Kata DPD PDI-P DKI jika Ahok Jadi Diusung)

Ia menyampaikannya jelang bertolak ke Kantor KPU DKI untuk mendampingi Ahok dan Djarot mendaftarkan diri. Menurut Mega, alasannya memilih Ahok karena didasari semangat kebangsaan dan nasionalisme terhadap nilai-nilai ideologi Pancasila.

"Kita adalah satu jiwa Bhinneka Tunggal Ika. Kami tidak ingin mencari seseorang yang menimbulkan SARA karena Indonesia ini negara dengan kemajemukan luar biasa," ucap Mega.

Kompas TV Ahok: Semoga yang Dipertandingkan Program, Bukan SARA
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Buka Pendaftaran, KPU DKI Jakarta Butuh 801 Petugas PPS untuk Pilkada 2024

Megapolitan
KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS Untuk Pilkada 2024

KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Anggota PPS Untuk Pilkada 2024

Megapolitan
Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Bantu Buang Mayat Wanita Dalam Koper, Aditya Tak Bisa Tolak Permintaan Sang Kakak

Megapolitan
Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Pemkot Depok Bakal Bangun Turap untuk Atasi Banjir Berbulan-bulan di Permukiman

Megapolitan
Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Duduk Perkara Pria Gigit Jari Satpam Gereja sampai Putus, Berawal Pelaku Kesal dengan Teman Korban

Megapolitan
15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

15 Pasien DBD Dirawat di RSUD Tamansari, Mayoritas Anak-anak

Megapolitan
Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Bantu Buang Mayat, Adik Pembunuh Wanita Dalam Koper Juga Jadi Tersangka

Megapolitan
Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Banjir Berbulan-bulan di Permukiman Depok, Pemkot Bakal Keruk Sampah yang Tersumbat

Megapolitan
Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper Terungkap, Korban Ternyata Minta Dinikahi

Motif Pembunuhan Wanita Dalam Koper Terungkap, Korban Ternyata Minta Dinikahi

Megapolitan
Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Tak Cuma di Medsos, DJ East Blake Juga Sebar Video Mesum Mantan Kekasih ke Teman dan Keluarganya

Megapolitan
Heru Budi Usul Bangun 'Jogging Track' di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Usul Bangun "Jogging Track" di RTH Tubagus Angke yang Diduga Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Ketika Ketua RW di Kalideres Dituduh Gelapkan Dana Kebersihan lalu Dinonaktifkan Pihak Kelurahan...

Ketika Ketua RW di Kalideres Dituduh Gelapkan Dana Kebersihan lalu Dinonaktifkan Pihak Kelurahan...

Megapolitan
6 Anggota Polres Metro Jaksel Dipecat, Sebagian karena Jadi Pengedar dan Pengguna Narkoba

6 Anggota Polres Metro Jaksel Dipecat, Sebagian karena Jadi Pengedar dan Pengguna Narkoba

Megapolitan
Dua Maling Gasar Motor di Tanjung Priok, Polisi Bergerak meski Korban Enggan Lapor

Dua Maling Gasar Motor di Tanjung Priok, Polisi Bergerak meski Korban Enggan Lapor

Megapolitan
Hal-hal yang Belum Terungkap di Kasus Brigadir RAT: Motif hingga Sosok Pengusaha yang Dikawal

Hal-hal yang Belum Terungkap di Kasus Brigadir RAT: Motif hingga Sosok Pengusaha yang Dikawal

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com