JAKARTA, KOMPAS.com - Bakal calon wakil gubernur DKI Jakarta Sylviana Murni, mengungkapkan Jakarta Smart City bukanlah program baru di Jakarta.
Jakarta Smart City adalah penerapan konsep kota cerdas dengan pemanfaatan teknologi dan komunikasi untuk mewujudkan pelayanan masyarakat lebih baik.
Menurut Sylvi, program kota cerdas sudah ada sebelum Jakarta Smart City.
Sylvi menceritakan, pada tahun 2008 ia pernah diminta Fauzi Bowo yang saat itu menjadi Gubernur DKI Jakarta untuk pergi ke Seoul, Korea Selatan. Di sana, ia diminta mewakili Pemprov DKI Jakarta untuk menandatangani perjanjian kerjasama dengan delapan negara.
Perjanjian itu terkait World e-Governments Organization of Cities and Local Governments (WeGO).
"Yang akhirnya (jadi) Jakarta Smart City. Jadi bukan baru sekarang Jakarta Smart City. We are dream team. Ini panjang kerjanya," kata Sylvi di DPP PKB, Jakarta Pusat, Jumat (14/10/2016). (Baca: Sylviana Murni: Kerja Bukan "One Man Show".)
Sylvi menuturkan, WeGO juga berkaitan dengan open source data. Dulu, katanya, juga ada ruang crisis center. Di sisi lain, Sylvi mengakui ada peningkatan sejak penandatanganan tersebut hingga ada Jakarta Smart City saat ini. Salah satu peningkatan adanya cyber room.
"Tiap gubernur ada peningkatan baik. Kami (nanti saat terpilih) juga ada. Karena komitmen kami sebagai gubernur alternatif," kata Sylvi.