Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah "Pasukan Ungu", Pernah Dikeroyok Pengamen, hingga Dipukul Pengemis

Kompas.com - 22/10/2016, 07:03 WIB
David Oliver Purba

Penulis


JAKARTA, KOMPAS.com -
Sejumlah hal berbahaya pernah menimpa petugas Dinas Sosial DKI Jakarta, atau yang disebut dengan "pasukan ungu", saat sedang bertugas. Tugas pasukan ungu memiliki risiko karena seringkali langsung terjun bersentuhan dengan masyarakat di daerah padat di Jakarta.

Petugas Pelayanan Pengawasan dan Pengendalian Sosial (P3S) Dinas Sosial, Ipin Purwanto, menyampaikan ada anggota pasukan ungu yang sempat dikeroyok oleh sejumlah pengamen di sekitar Stasiun Senen, Jakarta Pusat.

Purwanto menjelaskan, saat itu petugas tersebut sedang mengamankan seorang pengamen yang sering meresahkan masyarakat di sekitar Stasiun Senen. Tak senang rekannya diamankan, sejumlah pengamen lainnya datang dan mengeroyok sehingga petugas tersebut mengalami luka.

"Sempat ada yang luka. Tapi kami tidak panggil polisi atau Satpol PP, kami tetap profesional dengan cara persuasif," ujar Ipin, saat ditemui Kompas.com, di posko P3S, Senen, Jakarta Pusat, Jumat (21/10/2016).

(Baca: Apa Saja Tugas "Pasukan Ungu"?)

Ipin juga memiliki pengalaman buruk ketika menertibkan pengemis. Saat hendak mengamankan perempuan tua yang sedang mengemis, tiba-tiba kepala Ipin dipukul oleh seorang laki-laki menggunakan batu.

Laki-laki itu ternyata suami pengemis yang hendak diamankan oleh Ipin. Laki-laki itu tidak senang melihat istrinya dibawa petugas sambil meronta-ronta.

Tak hanya itu, kata Ipin, ada juga petugas yang sempat dituntut oleh seorang warga. Diceritakan Ipin, sebuah keluarga miskin mengaku tak sanggup untuk membiayai anggota keluarganya yang sedang sakit.

Keluarga tersebut meminta Dinas Sosial untuk merawat anggota keluarganya. Saat petugas membawa anggota keluarga itu ke rumah sakit, tiba-tiba anggota keluarga tersebut meninggal.

Tak senang, sang keluarga menuntut petugas tersebut.

Ipin menjelaskan, soal keamanan, petugas Dinas Sosial memang tidak diperkenankan untuk membawa senjata untuk melindungi diri. Adapun yang harus dilakukan para petugas yaitu melakukan tindakan persuasif dan dilarang melakukan kekerasan.

"Yah, itu mas, kadang ada saja masalah. Tapi ya namanya bekerja selalu ada masalah yang mesti dihadapi," ujar Ipin.

Kompas TV Ahok Resmikan "Pasukan Ungu" untuk Rawat Lansia
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Kronologi Brigadir RAT Bunuh Diri Pakai Pistol di Dalam Alphard

Megapolitan
Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Polisi Pastikan Kasus Dugaan Pemerasan Firli Bahuri Masih Terus Berjalan

Megapolitan
Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Brigadir RAT Diduga Pakai Pistol HS-9 untuk Akhiri Hidupnya di Dalam Mobil

Megapolitan
Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Korban: Guling yang Dicuri Maling Peninggalan Almarhum Ayah Saya

Megapolitan
Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Guling yang Dicuri Maling di Cinere Usianya Sudah Belasan Tahun

Megapolitan
Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program 'Bebenah Kampung'

Khawatir Rumahnya Diambil Pemerintah, Banyak Warga Tanah Tinggi Tak Ikut Program "Bebenah Kampung"

Megapolitan
Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Anggota Polresta Manado Tembak Kepalanya Pakai Senpi, Peluru Tembus dari Pelipis Kanan ke Kiri

Megapolitan
Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Maling Guling Beraksi di Cinere, Korban: Lucu, Kenapa Enggak Sekalian Kasurnya!

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com