Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengemis Punya Motor Pura-pura Jadi Penumpang Sakit di KRL

Kompas.com - 15/11/2016, 15:03 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Seorang pengemis bermodus pura-pura sakit diamankan dari dalam KRL jurusan Depok - Manggarai. Pengemis yang belakangan diketahui berinisial IP (14), dirujuk ke Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama 1 Klender

Diamankannya IP berawal dari ditemukannya dia tengah duduk lemas di bangku KRL. Kemudian, ia dibawa oleh penumpang dan Petugas Keamanan Dalam (PKD) KRL ke pos kesehatan Stasiun Manggarai.

Setelah diperiksa dokter, IP yang berseragam SMP itu ternyata dalam keadaan sehat. Dokter tak menemukan penyakitnya.

Mengetahui hal ini, IP yang membawa kresek merah berisi puluhan tisu ukuran besar dirujuk ke Panti Sosial Asuhan Anak (PSAA) Putra Utama 1 Klender untuk mendapatkan pembinaan.

Kepala PSAA Putra Utama 1 Klender, Marwianti, mengatakan, IP mengaku anak yang ditelantarkan orangtuanya. Untuk memenuhi kebutuhan hidup dan biaya sekolah, dia mengaku harus berjualan tisu.

Namun, saat tasnya diperiksa, petugas panti justru menemukan kejanggalan.

"Setelah di cek isi tasnya ternyata ada smartphone, powerbank, kunci motor, uang senilai Rp 500.000 hasil belas kasihan penumpang KRL," ujarnya, Selasa (15/11/2016).

Marwi mengatakan, PKD ternyata sudah mengawasi, mengamati bahkan mendokumentasikan gerak gerik IP di dalam KRL. Menurut pengakuan IP, modus seperti ini kerap dilakukan bersama teman-temannya di KRL jurusan Depok - Jakarta.

"Dari foto terlihat bahwa remaja ini menerima makanan dan uang dari penumpang. Modus yang dilakukan adalah pura-pura sakit, kaki pincang, atau pura-pura pingsan seperti saat ditemukan oleh penumpang," ujarnya.

Setelah didalami dan menghubungi beberapa kontak yang ada di smartphone milik IP, ditarik kesimpulan bahwa selama ini aksi IP didukung oleh orangtuanya.

"Pertama kontak ibunya bernama Wartinah dan kontak Bapak yang memodali tisu atas nama Yana. Menurut Yana, IP biasa merokok dan motornya di parkir di Terminal Depok, selanjutnya dia melakukan aksinya di dalam KRL" ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Ngaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Daftar Pencalonan Wali Kota Bekasi, Mochtar Mohamad Ngaku Dipaksa Maju Pilkada 2024

Megapolitan
Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Misteri Sosok Mayat Perempuan dalam Koper, Bikin Geger Warga Cikarang

Megapolitan
Kejamnya Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Kejamnya Nico Bunuh Teman Kencan di Kamar Kos, Buang Jasad Korban ke Sungai hingga Hanyut ke Pulau Pari

Megapolitan
Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Ulah Sindikat Pencuri di Tambora, Gasak 37 Motor dalam 2 Bulan untuk Disewakan

Megapolitan
Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Upaya Chandrika Chika dkk Lolos dari Jerat Hukum, Ajukan Rehabilitasi Usai Ditangkap karena Narkoba

Megapolitan
Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Mochtar Mohamad Ajukan Diri Jadi Calon Wali Kota Bekasi ke PDIP

Megapolitan
Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Keluarga Ajukan Rehabilitasi, Chandrika Chika dkk Jalani Asesmen di BNN Jaksel

Megapolitan
Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal 'Numpang' KTP Jakarta

Banyak Warga Protes NIK-nya Dinonaktifkan, padahal "Numpang" KTP Jakarta

Megapolitan
Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Dekat Istana, Lima dari 11 RT di Tanah Tinggi Masuk Kawasan Kumuh yang Sangat Ekstrem

Megapolitan
Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Menelusuri Kampung Kumuh dan Kemiskinan Ekstrem Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Keluh Kesah Warga Rusun Muara Baru, Mulai dari Biaya Sewa Naik hingga Sulit Urus Akta Kelahiran

Megapolitan
Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Nasib Malang Anggota TNI di Cilangkap, Tewas Tersambar Petir Saat Berteduh di Bawah Pohon

Megapolitan
Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Bursa Cagub DKI Jakarta Kian Ramai, Setelah Ridwan Kamil dan Syahroni, Kini Muncul Ahok hingga Basuki Hadimuljono

Megapolitan
NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

NIK Ratusan Warga di Kelurahan Pasar Manggis Dinonaktifkan karena Tak Sesuai Domisili

Megapolitan
Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Pendeta Gilbert Lumoindong Kembali Dilaporkan atas Dugaan Penistaan Agama

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com