Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengakuan Korlap Pasukan Oranye yang Diskors Plt Gubernur DKI

Kompas.com - 25/11/2016, 17:38 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Koordinator lapangan pekerja harian lepas (PHL) dari Unit Pengelola Kebersihan (UPK) Badan Air Dinas Kebersihan DKI Jakarta, Kuswanto, telah mengetahui bahwa 63 anak buahnya terkena sanksi skors dari Pelaksana Tugas Gubernur DKI Jakarta Sumarsono, Kamis (24/11/2016).

Namun, dia hanya bersedia bicara sedikit tentang kejadian tersebut saat dikonfirmasi oleh Kompas.com, Jumat (25/11/2016) sore.

Skors diberikan lantaran para PHL yang sering disebut pasukan oranye foto bersama dengan membawa spanduk calon gubernur dan wakil gubernur DKI Jakarta, Agus Harimurti Yudhoyono dan Sylviana Murni.

Berdasarkan hal tersebut, mereka dinilai telah bersikap tidak netral dan patut dikenakan sanksi.

"Saya kurang tahu ya, pokoknya pas saya datang, tahu-tahu mereka sudah foto begitu. Saya belum ketemu mereka lagi, nanti baru mau ngumpulin anak-anaknya," kata Kuswanto.

Ketika ditanya lebih lanjut seperti apa kondisi saat kejadian foto bersama itu berlangsung, Kuswanto enggan berbicara lebih lanjut. Dia juga menolak berkomentar lagi saat dikonfirmasi mengenai seseorang diduga tim sukses Agus-Sylvi yang mengarahkan para PHL untuk foto bersama.

"Maaf ya, saya mau jalan dulu, sudah buru-buru saya, telat," tutur Kuswanto.

Sebelumnya, dari informasi yang disampaikan Kepala Dinas Kebersihan DKI Jakarta Isnawa Adji, orang diduga tim sukses itu merupakan mantan PHL Dinas Kebersihan yang dipecat karena bermasalah soal pungli, memotong gaji PHL lain, dan pelanggaran lainnya.

Adapun ke-63 PHL yang kena skors berasal dari dua kecamatan, yakni Kecamatan Kemayoran sebanyak 38 orang dan Kecamatan Johar Baru sebanyak 25 orang. Kompas.com sempat coba menelusuri tempat PHL yang dimaksud dengan mendatangi kantor Kecamatan Kemayoran, Jakarta Pusat.

Berdasarkan salah satu petugas di sana, tempat Seksi Kebersihan Kecamatan yang menaungi PHL Dinas Kebersihan ada di kantor Kelurahan Harapan Mulia. (Baca: Usai Dipuji Sumarsono, Sejumlah Anggota Pasukan Oranye Diskors)

Di kantor Kelurahan Harapan Mulia, Kepala Seksi Kebersihan Kecamatan Kemayoran Rina Yulia F menjelaskan, PHL yang diskors tidak berada di bawah wewenangnya. Mereka merupakan PHL yang bekerja di bawah pengawasan UPK Badan Air Dinas Kebersihan.

Dengan kata lain, pihak Dinas Kebersihan DKI melalui UPK Badan Air mengirim sejumlah PHL ke tiap kecamatan di Jakarta untuk membantu Seksi Kebersihan di sana.

"Jadi PHL Dinas Kebersihan di sini hanya bertanggung jawab untuk kebersihan di darat. Kalau yang membersihkan kali, itu dari Badan Air. PHL yang kena skors juga bukan anak buah saya," tutur Rina.

Sebagai konsekuensi dari skors itu, ke-63 pasukan oranye tidak akan mendapat gaji hingga masa kontraknya berakhir pada Desember 2016.

Kompas TV 4 November, PNS Jakarta Dilarang Cuti
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Perempuan Dalam Koper Bawa Rp 43 Juta, Hendak Disetor ke Rekening Perusahaan

Perempuan Dalam Koper Bawa Rp 43 Juta, Hendak Disetor ke Rekening Perusahaan

Megapolitan
Rio Reifan Lagi-lagi Terjerat Kasus Narkoba, Polisi: Tidak Ada Rehabilitasi

Rio Reifan Lagi-lagi Terjerat Kasus Narkoba, Polisi: Tidak Ada Rehabilitasi

Megapolitan
Dibutuhkan 801 Orang, Ini Syarat Jadi Anggota PPS Pilkada Jakarta 2024

Dibutuhkan 801 Orang, Ini Syarat Jadi Anggota PPS Pilkada Jakarta 2024

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Transfer Uang Hasil Curian ke Ibunya Sebesar Rp 7 Juta

Pembunuh Wanita Dalam Koper Transfer Uang Hasil Curian ke Ibunya Sebesar Rp 7 Juta

Megapolitan
Pemulung Meninggal di Dalam Gubuk, Saksi: Sudah Tidak Merespons Saat Ditawari Kopi

Pemulung Meninggal di Dalam Gubuk, Saksi: Sudah Tidak Merespons Saat Ditawari Kopi

Megapolitan
Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Pemulung yang Tewas di Gubuk Lenteng Agung Menderita Penyakit Gatal Menahun

Megapolitan
Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Polisi Ungkap Percakapan soal Hubungan Terlarang Pelaku dan Perempuan Dalam Koper Sebelum Pembunuhan

Megapolitan
Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Pembunuh Wanita Dalam Koper Sempat Kembali ke Kantor Usai Buang Jasad Korban

Megapolitan
Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Pemkot Depok Akan Bebaskan Lahan Terdampak Banjir di Cipayung

Megapolitan
Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Polisi Buru Maling Kotak Amal Mushala Al-Hidayah di Sunter Jakarta Utara

Megapolitan
Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Remaja yang Tenggelam di Kali Ciliwung Ditemukan Meninggal Dunia

Megapolitan
Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Polisi Selidiki Pelaku Tawuran yang Diduga Bawa Senjata Api di Kampung Bahari

Megapolitan
'Update' Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

"Update" Kasus DBD di Tamansari, 60 Persen Korbannya Anak Usia SD hingga SMP

Megapolitan
Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Bunuh dan Buang Mayat Dalam Koper, Ahmad Arif Tersinggung Ucapan Korban yang Minta Dinikahi

Megapolitan
Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Pria yang Meninggal di Gubuk Wilayah Lenteng Agung adalah Pemulung

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com