JAKARTA, KOMPAS.com - Calon gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan, mengkritik program pesaingnya pada Pilkada DKI Jakarta 2017, Agus Harimurti Yudhoyono dan Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok.
Menurut Anies, program Agus soal pemberian Rp 1 miliar per RW setiap tahun yang disebut untuk pemberdayaan komunitas bukanlah cara memajukan warga Jakarta. Anies menilai program itu hanya janji kampanye.
"Seakan-akan warga Jakarta murah bener. Enggak, kami tak mau membeli. Kami ingin menghormati warga Jakarta," kata Anies, di Rusunawa Bumi Cengkareng Indah (BCI), Cengkareng, Jakarta Barat, Senin (28/11/2016).
Anies memastikan tak akan menjalankan program bantuan uang seperti Agus karena setiap RW memiliki kebutuhan dan jumlah RT berbeda-beda.
"Kalau calon lain bilang Rp 1 Miliar (Per RW). Kalau (Anies-Sandi), ibu butuhnya Rp 1,2 miliar, dibantu Rp 1,2 miliar. Kalau ibu butuhnya Rp 1,5 miliar, kami kasih Rp 1,5 miliar," kata Anies.
Anies juga mengkritik Ahok dengan menyinggung rendahnya serapan anggaran Pemprov DKI Jakarta dan tak berjalannya program penanggulangan banjir.
Anies menuturkan, berdasarkan data yang diperolehnya, serapan anggaran DKI pada 2015 hanya 68 persen. Sementara serapan anggaran 2016 hingga November baru 34 persen.
Anies menganalogikan bila kondisi itu terjadi di dalam suatu perusahaan, maka pimpinan perusahaannya akan diganti karena gagal menyelesaikan target 100 persen program.
Anies menambahkan, saat dirinya menjabat Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, serapan anggaran Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan selalu lebih dari 90 persen. Dia tak sependapat jika rendahnya serapan anggaran disebut sebagai efisiensi.
"Bapak kalau menilai seorang gubernur gampang sekali, Bapak lihat rencana kerjanya apa. Terus bandingkan dengan yang terlaksana," kata Anies kepada warga.
(Baca: Jika Jadi Gubernur, Anies Akan Tempel Foto dan Nomor Kontak Kepala Dinas)
Menurut Anies, rendahnya penyerapan anggaran tersebut berimbas tak berjalannya beberapa program. Salah satu program yang tak berjalan dengan baik adalah penanggulangan banjir.
Menurut dia, hanya 35 persen program berjalan dari dari 100 persen program penanggulangan banjir.
Menurut Anies, program penanggulangan banjir di Jakarta juga tidak merata karena hanya fokus pada pembersihan sungai.
"Nah yang 65 persen yang gorong-gorong di kampung-kampung tidak kelihatan (dibersihkan) tuh, karena tidak menarik perhatian, nah di situ yang macet," ucap Anies.