JAKARTA, KOMPAS.com - Pelaksana Tugas (Plt) Gubernur DKI Jakarta, Sumarsono, menjelaskan, kebutuhan warga Jakarta dengan persediaan daging sapi tidak seimbang. PD Dharmajaya sebagai BUMD yang bergerak di bidang pangan, bertugas menyediakan stok daging sapi bagi warga Jakarta.
"Saya juga bingung, kita butuh daging sapi 600-800 ekor (sapi) per hari. Padahal dari perusahaan kami ini hanya bisa meng-cover 3 persen market share-nya, PD Dharmajaya hanya bisa memenuhi 350 ekor (sapi) maksimum per bulan," kata Sumarsono di Balai Kota DKI Jakarta, Selasa (29/11/2016).
Kondisi itu terjadi terjadi karena DKI kesulitan mendapatkan bibit sapi untuk digemukan. Selain itu, lanjut dia, daging lokal sulit bersaing dengan daging impor. Harga daging impor jauh lebih murah dibandingkan harga daging sapi lokal.
"Karena daging lokal itu perusahaan kecil, jadi cost-nya lebih mahal. Daging impor itu dari perusahaan besar, sehingga semua serba efisien," kata Sumarsono.
Daging impor lebih mudah dijual dan dicari konsumen dibanding dengan daging lokal. Dia memastikan, belum dapat memenuhi permintaan Presiden Republik Indonesia Joko Widodo untuk menstabilkan harga daging sapi sebesar Rp 80.000 per kilogram.
"Sementara kami ingin memasyarakatkan daging lokal dan harga sekarang belum bisa seperti yang diminta Pak Jokowi, Rp 80.000 per kilogram. Harganya bisa Rp 100.000 ke atas," kata Sumarsono.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.