Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Anak yang Diduga Korban Kekerasan Orangtua Itu Ditampung di Panti Asuhan

Kompas.com - 06/12/2016, 07:43 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Anaktujuh tahun berinisial SK yang ditemukan di Ruang Publik Terpadu Ramah Anak (RPTRA) Tunas Harapan, Tanjung Priok, Jakarta Utara, pada Jumat (2/12/2016) pagi, kini ditempatkan di Panti Asuhan Anak Putra Utama II di Sungai Bambu, Tanjung Priok.

Anak tersebut diduga menjadi korban kekerasan ibu kandungnya.

"Pihak RPTRA itu langsung menyerahkan anak itu ke pihak kami, lalu kami bawa langsung ke panti, Jumat (2/12/2016) malam," kata Kepala Seksi (Kasi) Pelayanan Rehabilitasi Sosial (Yanresos) Sudinsos Jakarta Utara, Widya Lusiana, Senin (5/12/2016).

Widya membenarkan pernyataan pengelola RPTRA Tunas Harapan yang menyebut bahwa anak itu enggan kembali ke rumahnya karena takut dengan orangtuanya. Ia mengaku sudah berupaya membujuk SK untuk pulang.

"Tetapi SK enggan ingin pulang juga dan menolak mentah-mentah. Alasan anak itu juga mengatakan takut, lantaran orangtua atau sang ibu kerap melakukan tindak kekerasan terhadapnya," ucap Widya.

(Baca juga: Diduga Korban Kekerasan Orangtua, Bocah Ini Ditemukan Telantar di RPTRA )

Sampai saat ini, tambah Widya, pihaknya masih mencari keberadaan orangtua SK yang diduga melakukan tindak kekerasan.

SK, kata dia, mengaku sering dipukul dengan besi sehingga mengalami luka lebam di beberapa bagian tubuhnya.

"Walaupun begitu, kami masih mencari keberadaan kedua orangtuanya," sambung Widya.

Ia juga mengatakan bahwa Sudinsos Jakarta Utara telah menyebarkan pemberitahuan terkait sosok kedua orangtua SK ini melalui media sosial (medsos).

Pihak Sudinsos Jakut juga telah melakukan koordinasi dengan pihak Dinas Sosial DKI Jakarta.

"Akan tetapi, hingga kini kami tak dapat informasi lebih lanjut terkait keberadaan kedua orangtua SK," sambung dia.

(Baca juga: Faktor Keamanan Jadi Alasan Orangtua Membawa Anaknya Bermain di RPTRA)

Widya menambahkan, pihaknya akan tetap menitipkan SK di panti asuhan itu selama belum ada orangtua yang mengakuinya. Di panti asuhan tersebut, kata dia, SK bisa tinggal hingga lulus sekolah menengah atas (SMA).

(Panji Baskhara Ramadhan)

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Usul Heru Budi Bangun “Jogging Track” di RTH Tubagus Angke Dinilai Tak Tepat dan Buang Anggaran

Megapolitan
Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Polisi Sebut Pembunuh Wanita Dalam Koper Tak Berniat Ambil Uang Kantor yang Dibawa Korban

Megapolitan
Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Ketimbang “Jogging Track”, RTH Tubagus Angka Diusulkan Jadi Taman Bermain Anak untuk Cegah Prostitusi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Minta Keadilan dan Tanggung Jawab Kampus

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior, Keluarga Temukan Banyak Luka Lebam

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Taruna STIP Tewas Dianiaya Senior, Keluarga Sebut Korban Tak Punya Musuh

Megapolitan
Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Otopsi Selesai, Jenazah Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior Akan Diterbangkan ke Bali Besok

Megapolitan
Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Jadi Tempat Prostitusi, RTH Tubagus Angke Diusulkan untuk Ditutup Sementara dan Ditata Ulang

Megapolitan
Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Heru Budi Diminta Tegur Wali Kota hingga Lurah karena RTH Tubagus Angke Jadi Tempat Prostitusi

Megapolitan
Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Keberatan Ditertibkan, Juru Parkir Minimarket: Cari Kerjaan Kan Susah...

Megapolitan
BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

BPSDMP Kemenhub Bentuk Tim Investigasi Usut Kasus Tewasnya Taruna STIP

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com