JAKARTA, KOMPAS.com - Warga RT 06 Kelurahan Makassar mengeluhkan kualitas beras miskin yang diberikan kepada mereka. Keluhan ini disampaikan kepada calon wakil gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat yang sedang blusukan ke kawasan itu.
"Pak, ini ada sedikit unek-unek kami bahwa kadang raskinnya kurang baik, Pak. Memang kita dapat jatah itu 54 kartu kupon, tapi masih kurang karena jumlah penduduk miskin di sini lebih dari itu," ujar Ketua RT 06, Supradi, Kamis (8/12/2016).
Menanggapi itu, Djarot mengatakan raskin sebenarnya adalah program pemerintah pusat. Dia mengatakan Pemerintah Provinsi DKI ingin menerapkan pembagian raskin bukan dalam bentuk beras melainkan uang.
Uang tersebut ditransfer setiap bulan ke rekening warga. Bisa juga menggunakan kartu khusus seperti Kartu Jakarta Pintar. Djarot mengatakan warga yang ingin membeli beras bisa memilih sendiri beras apapun yang mereka inginkan.
"Warga boleh enggak beli beras Rojolele? Boleh dong," ujar Djarot.
Para ibu yang mendengar Djarot langsung bertepuk tangan dan bersorak. Mereka gembira dengan kebijakan itu. Djarot mengatakan dana untuk membeli beras tidak bisa diberikan secara tunai karena rawan disalahgunakan. (Baca: Djarot Ingin Naikkan Dana Operasional RT dan RW)
Dia juga tidak ingin warga diberi langsung dalam bentuk beras. Lagi-lagi alasannya adalah rawan penyalahgunaan.
"Saya itu sudah jadi wali kota 10 tahun ya. Saya dulu itu ketika ada raskin gitu, saat dicek contohnya, itu kualitasnya baik. Tapi pas masuk di masyarakat, aduh kutunya banyak baunya apek," ujar Djarot.