Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengakuan soal Mobil Komando yang Akan Digunakan Rachmawati

Kompas.com - 19/12/2016, 19:32 WIB
Nibras Nada Nailufar

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Bendahara Partai Priboemi, Yakub A Arupalakka telah menjalani pemeriksaan untuk kedua kalinya dalam kasus makar, Senin (19/12/2016). Yakub mengaku pertanyaan para penyidik berfokus pada aliran dana untuk pembayaran mobil komando saat aksi 2 Desember 2016 yang akan dipakai Rachmawati Soekarnoputri.

"Pemeriksaannya tentang aliran dana, lalu masalah mobil komando yang dipakai demo 212," kata Yakub di Mapolda Metro Jaya, Senin.

Yakub menjelaskan bahwa biaya penyewaan mobil komando itu sebesar Rp 15 juta, termasuk sound system-nya. Sebanyak Rp 9 juta telah dibayar oleh Eko, politikus Partai Gerindra yang kini jadi salah satu tersangka kasus makar.

Kata Yakub, Eko adalah orang kepercayaan Rachmawati yang diperintahkan untuk menyerahkan uang tersebut kepada Yakub. Yakub sendiri berperan sebagai orang yang berhubungan langsung dengan pemilik mobil.

Yakub menyebut biaya sewa mobil tersebut awalnya akan dibayar sepenuhnya oleh Ahmad Dhani. Namun karena Dhani belum menyerahkan uang tersebut hingga malam 1 Desember 2016, Eko yang menalangi sebesar Rp 9 juta.

"Rencana pembayarannya Rp 15 juta. Ahmad Dhani belum bayar sampai sekarang," kata dia. (Baca: Penyandang Dana Makar Transfer Bertahap, Polisi Gandeng PPATK)

Mobil komando yang diparkir di Grand Hyatt itu rencananya akan dipakai di aksi doa bersama di Monas, lalu ke Patung Kuda, dan ke Bundaran HI.

"Saya biasa ada di GNPF (Gerakan Nasional Pengawal Fatwa) tapi secara koordinasi bagaimana perintah saya, itu aksi bela Islam superdamai. Saya menghadiri dan setahu saya acara itu bela Islam superdamai. Kalau berita mau ke makar saya tidak sampai," ujarnya.

Yakub mengaku hubungannya dengan Rachmawati sebatas keterkaitan politik. Ia mengaku ada dalam pertemuan di Universitas Bung Karno, yang membicarakan soal mecabut amandemen dan kembalinya UUD 1945 awal.

"Pertemuan di UBK itu banyak sekali. Ada semua yang jadi tersangka. Tidak ada orasi menyatakan menggulingkan," ujar Yakub.

Kompas TV Terkait Dugaan Makar, Polisi Geledah Pusat Dokumentasi Politik
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Terkini Lainnya

Massa Aksi 'May Day' Mulai Berkumpul di Depan Patung Kuda

Massa Aksi "May Day" Mulai Berkumpul di Depan Patung Kuda

Megapolitan
Rayakan 'May Day', Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Rayakan "May Day", Puluhan Ribu Buruh Bakal Aksi di Patung Kuda lalu ke Senayan

Megapolitan
Pakar Ungkap 'Suicide Rate' Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Pakar Ungkap "Suicide Rate" Anggota Polri Lebih Tinggi dari Warga Sipil

Megapolitan
Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi 'May Day'

Kapolda Metro Larang Anggotanya Bawa Senjata Api Saat Amankan Aksi "May Day"

Megapolitan
3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

3.454 Personel Gabungan Amankan Aksi “May Day” di Jakarta Hari Ini

Megapolitan
Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Ada Aksi “May Day”, Polisi Imbau Masyarakat Hindari Sekitar GBK dan Patung Kuda

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Rabu 1 Mei 2024 dan Besok: Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDI-P

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDI-P

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com