Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita Bocah-bocah di Terminal Poris Memburu Bus "Telolet"

Kompas.com - 21/12/2016, 19:16 WIB
David Oliver Purba

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — "Itu busnya, cepat... cepat... udah datang, HP lu mana?" Begitu teriakan gerombolan anak kecil di dalam Terminal Poris yang sedang asyik mengerjakan hobi baru mereka, memburu bus "telolet".

Hampir setiap hari puluhan anak yang rata-rata masih duduk di bangku sekolah dasar ini mendatangi Terminal Poris di Tangerang, Banten. Bukan untuk bepergian dengan menggunakan bus, puluhan anak itu justru sedang asyik merekam suara bus "telolet" yang dirasa unik karena suaranya yang khas.

Sabtu (21/5/2016) sore sekitar pukul 15.00 WIB, segerombolan anak telah menunggu kedatangan bus "telolet".

Mengeluarkan ponselnya, sambil mengacungkan ibu jari ke atas, lalu digoyangkan seperti menekan klakson, merupakan tanda bahwa anak-anak itu meminta kepada sopir bus untuk membunyikan klakson yang mereka tunggu-tunggu.

Anak-anak ini sudah hafal betul mana bus yang memiliki klakson "telolet" dan sopir yang pelit untuk membunyikan klakson. Salah satu bus yang sangat ditunggu-tunggu adalah bus dari PO Haryanto.

Sebenarnya, tidak ada yang berbeda dari bus ini, baik dari bentuk maupun suara klaksonnya. Namun, jika ada yang berteriak "Haryanto... Haryanto... haryanto", semua anak-anak dipastikan akan berlari ke pintu gerbang bus sembari mengeluarkan ponsel mereka.

Bus lain yang juga sering ditunggu berasal dari Agramas, PO Zentrum, PO Bhineka, PO Sahabat, dan PO Garuda Mas.

Yanto, misalnya, pemburu setia bus "telolet" yang baru duduk di kelas 3 SD di salah satu sekolah di Tangerang ini mengatakan, setiap Sabtu dan Minggu ia dan teman sebayanya selalu datang ke Terminal Poris. Smartphone dari China berlayar 5 inci merupakan senjata Yanto untuk mendapatkan rekaman suara bus "telolet".

Yanto mengatakan, ia bersama teman-temannya selalu datang sekitar pukul 13.00 WIB karena pada waktu itu merupakan jam saat bus-bus taksirannya berangkat keluar terminal.

Bahkan, pada saat hujan, Yanto rela berbasah-basahan demi menunggu bus bersuara unik itu. Alasan Yanto menggemari bus "telolet" pun sangat sederhana.

"Senang saja (suaranya), untuk kenang-kenangan. Enggak pernah dimarahin kok sama ibu," kata Yanto sambil tersenyum lebar.

Sambil memperlihatkan hasil rekamannya, Yanto mengatakan sudah memiliki sekitar 10 rekaman bus "telolet" yang dia rekam sejak beberapa bulan belakangan.

Selain Yanto, ada Andri penggemar bus "telolet" yang berasal dari Jakarta Barat. Andri baru lulus dari bangku SMP. Bersama seorang temannya, Andri berucap alasan kedatangannya ke Terminal Poris hanya untuk merekam suara bus "telolet".

"Namanya sudah senang mau gimana lagi Bang, he... he... he. Tadi naik Agramas kemari, entar sore ya pulang lagi," ujar Andri.

Media sosial

Halaman Berikutnya
Halaman:


Terkini Lainnya

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Keluarga Tolak Otopsi Jenazah Brigadir RAT yang Bunuh Diri di Mampang

Megapolitan
Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Pemilik Rumah Tempat Brigadir RAT Bunuh Diri Minta Publik Tak Berasumsi

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Jenazah Brigadir RAT Telah Dibawa Pihak Keluarga dari RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Proyek LRT Jakarta Rute Velodrome-Manggarai Masuk Tahap Pemasangan Girder

Megapolitan
Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Polisi Sebut Brigadir RAT Bunuh Diri di Mampang saat Sedang Cuti

Megapolitan
Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Pemprov DKI Siapkan Stok Blanko KTP untuk Pemilih Pemula Pilgub 2024

Megapolitan
Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Sebelum Tewas, Brigadir RAT Sepekan Tinggal di Jakarta

Megapolitan
Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Partisipasi Pemilih di Jakarta pada Pemilu 2024 Turun Dibandingkan 2019

Megapolitan
Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Pemerintah DKJ Punya Wewenang Batasi Kendaraan Pribadi di Jakarta, DPRD Minta Dilibatkan

Megapolitan
Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Dua Begal di Depok Lakukan Aksinya di Tiga Tempat dalam Sehari

Megapolitan
Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Unggah Foto Gelas Starbucks Tutupi Kabah Saat Umrah, Zita Anjani: Saya Berniat Mancing Obrolan...

Megapolitan
Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Jenazah Brigadir RAT Belum Diotopsi, Polisi Tunggu Keputusan Keluarga

Megapolitan
Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Keluarga Brigadir RAT yang Meninggal Bunuh Diri Tiba di RS Polri Kramat Jati

Megapolitan
Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Dua Begal yang Bacok Korban di Depok Incar Anak Sekolah

Megapolitan
Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Pemprov DKI Disarankan Ambil Alih Pengelolaan JIS, TIM, dan Velodrome dari Jakpro

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com