Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Uber Jelaskan Alasan Pemutusan Kemitraan dengan "Driver"-nya

Kompas.com - 26/01/2017, 21:06 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com — Head of Communications Uber Indonesia Dian Safitri menyebutkan, pihaknya telah mempertimbangkan berbagai hal sebelum memutuskan hubungan kemitraan dengan Ricco.

Ricco sebelumnya diadukan penumpang bernama Novella karena diceritakan berlaku buruk dan sempat melempar uang Rp 10.000 ke wajah Novella pada Sabtu (21/1/2017) lalu.

"Akses mitra pengemudi dinonaktifkan setelah meninjau masukan dari beberapa penumpang bahwa pengalaman yang diberikan mitra tidak sesuai dengan standar kualitas dan ketentuan penggunaan platform Uber," kata Dian kepada Kompas.com, Kamis (26/1/2017).

Menurut Dian, pihaknya sudah menjelaskan alasan pemutusan hubungan kemitraan langsung kepada Ricco. Setelah dijelaskan, Ricco mengaku telah mengerti dan menerima hal tersebut.

"Jadi ini bukan cuma soal aduan Ibu Novella kemarin," tutur Dian. (Baca: Cerita Penumpang yang Wajahnya Dilempari Uang Rp 10.000 oleh Sopir Uber)

Permasalahan ini bermula ketika Ricco menerima pesanan perjalanan dari Novella. Awalnya, Novella menyebutkan melalui akun media sosialnya bahwa Ricco berlaku buruk terhadap konsumen, mulai dari tidak mau menunggu temannya hingga melempar uang Rp 10.000 ke wajahnya serta mengancam.

Namun, hal itu dibantah oleh Ricco. Menurut dia, tidak pernah ada ancaman terhadap Novella. Selain itu, Ricco mengungkapkan, dirinya menunggu Novella dan temannya hampir setengah jam di lobi mal saat sedang banyak kendaraan yang keluar masuk di sana.

Ricco juga mengaku emosi lantaran Novella tidak mau bayar tagihan perjalanan sebesar Rp 10.000. Menurut Ricco, tagihan sudah muncul di aplikasi dikarenakan sudah start trip, tetapi Novella minta Ricco menunggu satu orang temannya yang masih ada di dalam mal.

Ricco juga membantah melempar uang ke wajah Novella, melainkan hanya melempar ke badannya. Terkait hal tersebut, Ricco mengakui kesalahannya dan meminta maaf karena terbawa emosi.

Kompas TV Pemerintah Bolehkan Taksi "Online" Pakai LCGC?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Berkoordinasi dengan Polda Jabar, Polda Metro Jaya Bantu Buru 3 DPO Pembunuh Vina

Megapolitan
Pria di Kali Sodong Dibunuh 'Debt Collector' Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Pria di Kali Sodong Dibunuh "Debt Collector" Gadungan karena Tolak Serahkan Motor

Megapolitan
KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

KPU DKI Verifikasi Dokumen Dukungan Bacagub Independen Dharma Pongrekun hingga 29 Mei

Megapolitan
PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

PPK GBK Ungkap Riwayat Kepemilikan Tanah Tempat Berdirinya Hotel Sultan

Megapolitan
Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Perubahan Jadwal KRL, Transjakarta, MRT, dan LRT Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Epy Kusnandar Isap Ganja di Atas Pohon pada Waktu Subuh

Megapolitan
'Bullying' Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

"Bullying" Siswi SMP di Bogor Diduga karena Rebutan Cowok

Megapolitan
KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

KDRT dan Terlibat Kasus Penistaan Agama, Pejabat Kemenhub Dibebastugaskan

Megapolitan
Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Mayat di Kali Sodong Ternyata Korban Perampokan dan Pembunuhan, Polisi Tangkap Pelakunya

Megapolitan
Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Ini Rekayasa Lalu Lintas di Bundaran HI Saat Pencanangan HUT Ke-497 Jakarta pada 19 Mei

Megapolitan
Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Epy Kusnandar Direhabilitasi sedangkan Yogi Gamblez Ditahan, Ini Alasan Polisi

Megapolitan
Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Sidang Konflik Lahan, Hakim Periksa Langsung Objek Perkara di Hotel Sultan

Megapolitan
Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Dishub DKI Imbau Pengelola Minimarket Ajukan Izin Perparkiran

Megapolitan
Polres Bogor Buat Aplikasi 'SKCK Goes To School' untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Polres Bogor Buat Aplikasi "SKCK Goes To School" untuk Cegah Kenakalan Remaja, Apa Isinya?

Megapolitan
Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Depresi, Epy Kusnandar Tak Dihadirkan dalam Konferensi Pers Kasus Narkobanya

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com