JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Dinas Sumber Daya Air DKI Jakarta, Teguh Hendarwan mengatakan, telah terjadi penurunan titik rawan banjir di lima wilayah di Jakarta. Tahun 2015 jumlah titik rawan banjir sebanyak 480 titik, pada akhir 2016 jumlah titik rawan banjir hanya sebanyak 80 titik.
"Pertanyaannya yang mana saja (yang masih rawan banjir)? Bangunan-bangunan yang masih berdiri di kali, sungai. Contoh di Kali Cipinang, Kali Sunter, Krukut yang kemarin ramai, Kemang. Semua itu perlu proses," kata Teguh di Balai Kota, Jakarta, Senin (20/2/2017).
Teguh mengatakan, berkurangnya jumlah titik rawan banjir tak lepas dari proyek normalisasi yang dilakukan Pemprov DKI sejak 2014. Pengerjaan proyek normalisasi kali di lima wilayah di Jakarta telah mencapai 40 persen.
Sisanya, kata Teguh, masih terkendala karena banyak warga yang enggan untuk melepas tanahnya dan saat ini masih berproses di pengadilan. Teguh mengatakan, meski ada warga yang setuju lahannya dibebaskan, Pemprov DKI belum bisa melakukan relokasi karena belum tersedia rusun untuk menampung warga.
Tahun ini Pemprov DKI Jakarta menyediakan anggaran sebesar Rp 200 miliar guna menormalisasi kali yang ada di Jakarta.
"Untuk 60 persen sisanya (pembebasan lahan), saya harap secepatnya. Makanya saya jelaskan di rapim terkait masalah pembebasan lahan. Kalau bicara masalah anggaran kami nggak kurang," kata Teguh.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.