Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Aparat Gabungan Antisipasi Kericuhan Lanjutan di Tangerang

Kompas.com - 10/03/2017, 20:36 WIB
Kontributor Amerika Serikat, Andri Donnal Putera

Penulis


TANGERANG, KOMPAS.com -
Wakapolda Metro Jaya Brigadir Jenderal (Polisi) Suntana memastikan pihaknya bersama TNI dan Satpol PP se-Tangerang Raya akan mengantisipasi terjadinya kericuhan setelah peristiwa bentrok antara sopir angkot dengan pengemudi ojek online.

"Beberapa hari ini akan diturunkan personel, di titik yang memungkinkan terjadinya keributan, termasuk perbatasan di Kabupaten Tangerang dan Tangerang Selatan," kata Suntana, pada gelaran mediasi dengan Organda Kota Tangerang dan komunitas GoGrabber (Go-Jek, Grab, dan Uber) Jabodetabek di Mapolres Metro Tangerang, Jumat (10/3/2017) malam.

Suntana tidak merinci sampai berapa lama pengamanan akan dilakukan dan berapa jumlah personel yang diturunkan.

Sembari berjaga-jaga terhadap adanya aksi lanjutan, Suntana juga akan menyosialisasikan kesepakatan antara Organda Kota Tangerang dengan GoGrabber yang ditandatangani kedua pihak dan disaksikan pimpinan Polres Metro Tangerang, Kodim 0506 Tangerang, serta Pemkot Tangerang pada Rabu (8/3/2017) tengah malam.

(baca: Kronologi Sopir Angkot Tabrak Pengemudi Grab di Tangerang)

Isi kesepakatan itu, pertama, kedua belah pihak menyadari dan mengakui bentrok di antara mereka sebagai kesalahpahaman dan masalah akan diselesaikan secara kekeluargaan, saling memaafkan, dan berjanji tidak mengulangi hal serupa di kemudian hari.

Poin kedua, semua pihak berjanji tetap menjaga suasana kondusif di Kota Tangerang dan tidak main hakim sendiri. Bila masih ada yang melanggar kesepakatan ini, maka siap untuk diproses hukum oleh kepolisian.

Dalam kesempatan itu, Suntana juga mengajak kedua pihak menjaga keamanan bersama. Dia berharap, dalam beberapa hari ke depan, sopir angkot maupun pengemudi ojek online bisa beroperasi seperti biasa tanpa terpengaruh provokasi.

"Mohon bisa menenangkan rekannya masing-masing supaya tidak terpengaruh dengan berita yang tidak benar. Ingatkan mereka untuk tidak main hakim sendiri, serahkan pada kami," tutur Suntana.

Kompas TV Aksi anarkistis antara ojek online dan sopir angkot di kota tangerang kembali terjadi, kali ini sebuah mobil yang diduga sebagai taksi online di rusak oleh sejumlah sopir angkot. Aksi balasan kembali terjadi, kali ini satu kendaraan yang diduga sebagai taksi online di rusak sopir angkot. Puluhan petugas gabungan dari Kepolisian dan TNI berjaga di lokasi perusakan untuk mencegah aksi lanjutan yang sudah memasuki hari kedua.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

PKS-Golkar-Nasdem Masih Terbuka ke Parpol Lain untuk Berkoalisi di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Dukung Penertiban Jukir Liar, Pegawai Minimarket: Kadang Mereka Suka Resek!

Megapolitan
Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Diduga Mengantuk, Sopir Angkot di Bogor Tabrak Pengendara Sepeda Motor hingga Tewas

Megapolitan
Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Pengendara Motor Tewas Usai Ditabrak Angkot di Bogor

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok : Harusnya Tidak Ada Pengangguran

Megapolitan
Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai 'Kompori' Tegar untuk Memukul

Keterlibatan 3 Tersangka Baru Kasus Tewasnya Taruna STIP, dari Panggil Korban sampai "Kompori" Tegar untuk Memukul

Megapolitan
Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Puncak Kasus DBD Terjadi April 2024, 57 Pasien Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Ahok : Buat Tinggal di Jakarta, Gaji Ideal Warga Rp 5 Juta

Megapolitan
Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Ahok: Saya Mendorong Siapa Pun yang Jadi Gubernur Jakarta Harus Serahkan Nomor HP Pribadi ke Warga

Megapolitan
Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Susul PKS dan Golkar, Partai Nasdem Gabung Koalisi Usung Imam-Ririn di Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Masih Ada 7 Anak Pasien DBD yang Dirawat di RSUD Tamansari

Megapolitan
Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Viral Video Sekelompok Orang yang Diduga Gangster Serang Warga Bogor

Megapolitan
PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

PKS dan Golkar Berkoalisi, Dukung Imam Budi-Ririn Farabi Jadi Pasangan di Pilkada Depok

Megapolitan
Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Cerita Pinta, Bangun Rumah Singgah demi Selamatkan Ratusan Anak Pejuang Kanker

Megapolitan
Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok: Jangan Hanya Jadi Kota Besar, tapi Penduduknya Tidak Kenyang

Soal Jakarta Tak Lagi Jadi Ibu Kota, Ahok: Jangan Hanya Jadi Kota Besar, tapi Penduduknya Tidak Kenyang

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com