Merugikan penumpang
Sistem tiket (ticketing system) yang diterapkan oleh PT Transjakarta dengan e-ticketing secara serentak (sebelumnya ada yang manual dan ada yang e-ticketing), bertujuan baik, seperti dalam sistem e-ticketing lainnya yang bertujuan untuk mempermudah, efisien, dan lebih praktis. Namun yang terjadi pada PT Transjakarta justru merepotkan dan merugikan penumpang.
Pertama, hanya ada satu jenis layanan tiket dengan harga kartu perdana Rp 40.000. Ini harga yang cukup mahal bagi pekerja dengan gaji di bawah UMP atau bagi penumpang yang datang ke Jakarta sekali saja dan akan merasakan naik transjakarta.
Sampai hari ini, masih sering saya temui calon penumpang yang batal naik transjakarta lantaran harus membeli kartu seharga Rp 40.000. Boleh jadi tidak adanya lonjakan jumlah penumpang transjakarta selama tiga tahun terakhir disebabkan oleh sistem tiketnya yang memberatkan penumpang.
Penulis sendiri pernah mengalami kasus batal naik Transjakarta lantaran lupa membawa kartu tiket, sementara sayang jika harus membeli kartu tiket baru dengan harga Rp 40.000.
Pada saat awal penerapan e-ticketing serentak, penulis telah memberikan masukan agar belajar pada PT KCJ yang telah berhasil lebih dulu menerapkan e-ticketing system secara serentak tanpa harus memberatkan penumpang karena kebutuhan penumpang terwadahi semua.
Bagi penumpang yang melakukan perjalanan secara rutin, umumnya memilih membeli tiket berlangganan sehingga mereka tidak perlu repot beli tiket setiap kali akan melakukan perjalanan. Tetapi bagi mereka yang memerlukan tiket hanya untuk sekali perjalanan, juga tersedia dengan harga terjangkau.
Jaminan untuk kartu KRL sebesar Rp 11.000 masih terjangkau, apalagi dapat diambil kembali pada akhir perjalanan. Tidak heran, setelah melaksanakan e-ticketing, jumlah penumpang KRL Jabodetabek sekarang telah meningkat dua kali lipat dibandingkan awal tahun 2013, sebelum menerapkan e-ticketing.
Bandingkan dengan jumlah penumpang transjakarta yang mengalami penurunan pada 2014-2015, dibandingkan tahun-tahun sebelumnya.
Kedua, beban kerugian yang harus dipikul oleh konsumen Transjakarta itu bukan hanya pada saat membeli kartu tiket perdana saja, tapi juga pada saat isi ulang. PT KCJ sama sekali tidak memberikan beban administrasi kepada pemilik kartu langganan pada saat mengisi ulang (top up).
Manajemen PT Transjakarta selaku pengelola transjakarta memberikan beban Rp 2.000 kepada pemilik penumpang yang akan melakukan isi ulang tiket.