Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

LPSK Belum Terima Permohonan Perlindungan Saksi Kasus E-KTP

Kompas.com - 26/03/2017, 11:27 WIB
Lutfy Mairizal Putra

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Pengungkapan kasus dugaan korupsi Kartu Tanda Penduduk berbasis elektronik (E-KTP) terus dilakukan. Penggalian kesaksian dari para saksi terkait dua orang terdakwa yang berasal dari pihak eksekutif, yaitu Irman dan Sugiharto, terus digelar di Pengadilan Tipikor Jakarta.

Lembaga Perlindungan Saksi dan Korban (LPSK) membuka diri terhadap saksi yang ingin meminta perlindungan dari intimidasi. Namun, hingga kini LPSK belum menerima permintaan perlindungan secara resmi.

"Untuk kasus E-KTP, secara resmi belum ada," kata Wakil Ketua LPSK Lili Pintauli Siregar saat dihubungi, Minggu (26/3/2017).

Lili bercerita, sekitar dua pekan lalu, seorang pegawai perusahaan negara datang ke LPSK untuk berkonsultasi terkait salah satu kasus. Dalam kesempatan itu, pegawai tersebut menyebutkan bahwa ia akan menjadi saksi dalam persidangan e-KTP.

"Saya coba tawarkan. Mungkin dia khawatir status pekerjaannya nanti kalau dia menyebut (nama) lagi. Dia katakan dia akan konsultasikan dulu karena dia akan ajak teman-temannnya," kata Lili.

Namun, hingga kini belum ada laporan pernohonan perlindungan dari pegawai tersebut. Lili mengatakan, dalam setiap kesempatan bersama pimpinan KPK, ia mengimbau agar KPK bisa merekomendasikan kepada saksi yang membutuhkan perlindungan untuk datang ke LPSK.

Sebelumnya, Ketua LPSK Abdul Haris Samendawai menilai potensi terjadinya intimidasi cukup tinggi dalam kasus e-KTP. Untuk itu, lanjut dia, LPSK membuka diri jika ada pihak-pihak yang mengajukan permohonan perlindungan.

Baca: LPSK Siap Lindungi Saksi Kasus E-KTP

Intimidiasi diduga juga dialami mantan anggota komisi II DPR Miryam S Haryani. Ia membantah seluruh berita acara pemeriksaan (BAP) yang disusun berdasarkan kesaksiannya di tingkat penyidikan.

Jaksa Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Irene Putri menduga ada tekanan tertentu di balik kesaksian Miryam.

"Saya tidak tahu apakah tekanan yang Ibu Yani tadi menangis itu, tekanan penyidik atau beliau mengalami tekanan yang lain," kata Irene di Pengadilan Tipikor, Jakarta, Kamis lalu.

Kompas TV Penyidik KPK Dituduh Menekan Saksi Kasus E-KTP
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

Marketing Deka Reset Ditangkap, Pemilik Masih Buron dan Disebut Berpindah-pindah Tempat

Marketing Deka Reset Ditangkap, Pemilik Masih Buron dan Disebut Berpindah-pindah Tempat

Megapolitan
Enam RT di Rawajati Terendam Banjir, Warga Singgung Proyek Normalisasi

Enam RT di Rawajati Terendam Banjir, Warga Singgung Proyek Normalisasi

Megapolitan
Polisi Tangkap Satu Tersangka Penipuan Jual-Beli Mobil Bekas Taksi 'Deka Reset'

Polisi Tangkap Satu Tersangka Penipuan Jual-Beli Mobil Bekas Taksi "Deka Reset"

Megapolitan
Kecelakaan di Flyover Tambora Jakbar: Ojol Tewas Ditabrak Truk

Kecelakaan di Flyover Tambora Jakbar: Ojol Tewas Ditabrak Truk

Megapolitan
Banjir Rendam 6 RT di Rawajati Jaksel

Banjir Rendam 6 RT di Rawajati Jaksel

Megapolitan
Banjir di Kebon Pala Jatinegara, Warga: Ketinggian Langsung 2 Meter!

Banjir di Kebon Pala Jatinegara, Warga: Ketinggian Langsung 2 Meter!

Megapolitan
Pekan Depan, KASN Rilis Hasil Laporan Dugaan Pelanggaran Netralitas ASN oleh Supian Suri

Pekan Depan, KASN Rilis Hasil Laporan Dugaan Pelanggaran Netralitas ASN oleh Supian Suri

Megapolitan
Tentukan Jumlah Pantarlih hingga Anggaran Pilgub, KPU Jakarta Gelar Rakor Pemetaan TPS

Tentukan Jumlah Pantarlih hingga Anggaran Pilgub, KPU Jakarta Gelar Rakor Pemetaan TPS

Megapolitan
Pagi Ini, Banjir Rendam 38 RT di Jakarta Akibat Hujan dan Luapan Kali

Pagi Ini, Banjir Rendam 38 RT di Jakarta Akibat Hujan dan Luapan Kali

Megapolitan
KPU Jakarta Petakan TPS Jelang Pilkada 2024: Jumlah DPT 600 Orang Per TPS

KPU Jakarta Petakan TPS Jelang Pilkada 2024: Jumlah DPT 600 Orang Per TPS

Megapolitan
Bawaslu Depok Tidak Temukan Jejak Dugaan Supian Suri Lakukan Politik Praktis

Bawaslu Depok Tidak Temukan Jejak Dugaan Supian Suri Lakukan Politik Praktis

Megapolitan
KPU Jakarta Bakal Luncurkan Maskot dan Jingle Pilkada 2024

KPU Jakarta Bakal Luncurkan Maskot dan Jingle Pilkada 2024

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 25 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 25 Mei 2024, dan Besok : Tengah Malam ini Berawan

Megapolitan
Tanggal 28 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Tanggal 28 Mei 2024 Memperingati Hari Apa?

Megapolitan
3.772 Kendaraan Ditilang karena Lawan Arah di 17 Lokasi di Jakarta

3.772 Kendaraan Ditilang karena Lawan Arah di 17 Lokasi di Jakarta

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com