JAKARTA, KOMPAS.com - Setelah Pemprov DKI Jakarta menjadikan kompleks Makam Keramat Mbah Priok di Jakarta Utara sebagai cagar budaya, sejumlah orang penasaran dengan tempat tersebut dan ingin melihatnya. Salah satunya rombongan senam ibu-ibu dari Komplek TNI AL Pangkalan Jati, Jakarta Selatan.
Ibu Hartono dan sekitar 50 tetangganya mengunjungi makam itu, Selasa (2/5/2017), setelah Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok muncul di pemberitaan bersama Abdulloh Bin Abdurrahman Alaydrus atau Habib Sting yang merupakan ahli waris Makam Mbah Priuk.
"Penasaran kata Pak Ahok mau jadi wisata internasional," kata Ibu Hartono di kompleks makam, Selasa.
Ibu Hartono mengatakan langkah Ahok memperlakukan makam Mbah Priok sebagai cagar budaya dan merenovasinya sudah tepat. Ia melihat banyak potensi pariwisata yang bisa digali dari tempat itu.
"Renovasinya belum ya, ini keramat sekali ya, kalau udah jadi mungkin bagus..." katanya.
Meski belum pernah ziarah makam, perempuan itu mengaku mau kembali lagi untuk berwisata religi ke Makam Mbah Priok yang sudah direnovasi.
Sementara seorang warga Jember, Jawa Timur, yaitu Khotimah, mengaku sudah menjadi rutinitas tiap tahun dia dan teman-teman di Majelis Taklim Al-Maunah berkunjung ke Makam Keramat Mbah Priok. Ia senang mendengar kabar pemerintah akan membangun dan mengembangkan tempat itu.
"Tiap tahun istiqamah, istirahat dan ambil air barokah," kata Khotimah.
Seperti ratusan peziarah lainnya, Khotimah dan rombongannya menghabiskan kunjungan mereka dengan tidur di lantai aula yang adem. Pengunjung juga biasa melepas dahaga dengan meminum kucuran "air barokah" yang ada di dekat makam.
Bagi mereka yang memercayainya, air yang mengalir dari air terjun buatan dan keran-keran itu tidak hanya menyegarkan tubuh dari cuaca terik Tanjung Priok, tetapi juga membawa berkah bagi peminumnya.
"Wajib pokoknya kalau ke Jakarta ke sini, tempatnya luas jadi anak-anak senang juga main-main," kata Khotimah.
Menurut Ketua Yayasan Makam Mbah Priuk, Wahyu, setidaknya ada 2.000 orang yang mengunjungi tempat itu setiap hari. Meski saat ini kondisinya jauh dari masterplan pembangunan dan banyak renovasi sana-sini, Makam Mbah Priok tak pernah sepi pengunjung. Peziarah biasanya menginap, mandi, dan melepas dahaga secara cuma-cuma.
"Apalagi kalau hari Jumat pengajian rutin, hari Sabtu akhir pekan juga ramai, dari seluruh Indonesia bahkan turis mancanegara yang ke sini," kata Wahyu.
Wahyu mengatakan saat ini pihaknya tengah mengurus legalitas Makam Mbah Priok untuk bisa diperlakukan sebagai cagar budaya. Jika aset yang tadinya dikuasai oleh Abdulloh Bin Abdurrahman Alaydrus itu rampung diubah menjadi aset milik yayasan, pembangunan akan dimulai.
"Nanti untuk pembangunan, dananya bisa dari mana saja, Pelindo atau sumbangan keluarga Pak Ahok sendiri," kata Wahyu.