Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Kampung Akurium Belum Tahu Kapan Penertiban Dilakukan Lagi

Kompas.com - 12/05/2017, 18:10 WIB
Dea Andriani

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Warga di kawasan eks-penggusuran Kampung Akuarium, Pasar Ikan, Jakarta Utara, belum tahu kapan penertiban di kawasan tersebut akan dilakukan.

Tarmi (50), yang tinggal di salah satu bedeng di kawasan Kampung Akuarium mengatakan, sejauh ini belum ada sosialisasi dari petugas terkait penertiban lebih lanjut di kawasan tersebut.

"Paling minggu lalu ada tiga orang dari Dinas Kehutanan. Itu cuma memantau saja. Katanya di sini mau ditanamin bakau," kata Tami saat ditemui Kompas.com, Jumat (12/5/2017).

Kawasan itu pernah digusur tahun lalu. Namun karena tak kunjung ditata, sejumlah orang masuk lagi dan mendirikan tenda di atas lahan itu.

Ika (30) juga mengatakan sejauh ini tidak ada informasi terkait penertiban Kampung Akuarium. Sejak rumahnya digusur, ia tinggal di salah satu tenda bersama suami dan kedua anaknya yang masih balita.

"Belum ada (sosialisasi). Kalau nanti sampai betulan (ditertibkan) kami mah akan tetap ngotot disini," ujar Ika.

Ada empat tenda besar, yang merupakan pemberian dari Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto, yang didirikan warga Kampung Akuarium. Dalam satu tenda itu bisa ada  hingga 20 orang.

Selain tinggal di tenda, warga yang terdiri dari kurang lebih 160 kepala keluarga (KK) itu, juga tinggal di bedeng-bedeng berdinding tripleks yang dibangun seadanya. Mereka tidak mau  direlokasi ke rusun karena alasan kenyamanan dan tidak tersedianya lapangan kerja yang memadai.

Warga yang bersedia direkolasi kini menempati rusun, antara lain di Rusun Cakung, Marunda, dan Kapuk.

Wakil Walikota Jakarta Utara, Yani Wahyu, mengatakan akan meneruskan rencana Pemprov DKI menertibkan kawasan Kampung Akuarium dalam rancangan proyek revitalisasi Pasar Ikan-Kota Tua. "Kampung Akuarium itu sudah ada urban design guidelines, yaitu untuk dijadikan ruang terbuka hijau (RTH) nantinya," kata Yani saat dihubungi Kompas.com, Jumat.

Menurut Yani, proses sosialisasi dan penyuluhan diserahkan kepada kelurahan dan kecamatan setempat. Komunikasi tentang hal itu mulai dijalankan sejak rapat dengan Sekretaris Daerah (Sekda) DKI Jakarta, Saefullah, minggu lalu.

Menurut dia pelaksanaan revitalisasi merupakan gabungan koordinasi dari Dinas Kelautan Pertanian dan Ketahanan Pangan (DKPKP), Dinas Pariwisata dan Kebudayan, serta PD Pasar Jaya.

"Prosesnya sekarang masih membangun komunikasi dan pendekatan (dengan warga). Dari Walikota (Jakarta Utara) sudah memerintahkan lurah dan camat untuk itu," ujar Yani.

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta non-aktif Basuki Tjahaja Purnama (Ahok) mengatakan, dia telah meminta Wali Kota Jakarta Utara Wahyu Haryadi untuk menertibkan bangunan dan hunian liar di Pasar Ikan. Arahan itu disampaikan Ahok dalam rapat pimpinan (rapim) di Balai Kota DKI Jakarta, 2 Mei 2017.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Gerindra Bakal Pertimbangkan Marshel Widianto Maju Pilkada Tangsel 2024

Gerindra Bakal Pertimbangkan Marshel Widianto Maju Pilkada Tangsel 2024

Megapolitan
Kekerasan Seksual terhadap Anak Naik 60 Persen, KPAI Ungkap Penyebabnya

Kekerasan Seksual terhadap Anak Naik 60 Persen, KPAI Ungkap Penyebabnya

Megapolitan
Gerindra Kantongi 7 Nama Kader Internal untuk Pilkada Tangsel, Tak Ada Komika Marshel Widianto

Gerindra Kantongi 7 Nama Kader Internal untuk Pilkada Tangsel, Tak Ada Komika Marshel Widianto

Megapolitan
Kaesang Dinilai Tak Cocok Jadi Cawalkot Bekasi karena Tak Lahir dan Besar di Bekasi

Kaesang Dinilai Tak Cocok Jadi Cawalkot Bekasi karena Tak Lahir dan Besar di Bekasi

Megapolitan
Gerindra Pastikan Bakal Usung Kader Internal pada Pilkada Tangsel 2024

Gerindra Pastikan Bakal Usung Kader Internal pada Pilkada Tangsel 2024

Megapolitan
Diisukan Maju Cawalkot Bekasi, Kaesang Disebut Butuh Panggung Politik buat Dongkrak Popularitas

Diisukan Maju Cawalkot Bekasi, Kaesang Disebut Butuh Panggung Politik buat Dongkrak Popularitas

Megapolitan
Zoe Levana Terjebak 4 Jam di Jalur Transjakarta, Bisa Keluar Setelah Bus Penuh Penumpang lalu Jalan

Zoe Levana Terjebak 4 Jam di Jalur Transjakarta, Bisa Keluar Setelah Bus Penuh Penumpang lalu Jalan

Megapolitan
Cibubur Garden Eat & Play: Harga Tiket Masuk, Wahana dan Jam Operasional Terbaru

Cibubur Garden Eat & Play: Harga Tiket Masuk, Wahana dan Jam Operasional Terbaru

Megapolitan
Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Fakta-fakta Komplotan Begal Casis Polri di Jakbar: Punya Peran Berbeda, Ada yang Bolak-balik Dipenjara

Megapolitan
Kecelakaan Beruntun di 'Flyover' Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Kecelakaan Beruntun di "Flyover" Summarecon Bekasi, Polisi Pastikan Tak Ada Korban Jiwa

Megapolitan
Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Kekerasan Seksual yang Terulang di Keluarga dan Bayang-bayang Intimidasi

Megapolitan
Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Kapolres Tangsel Ingatkan Warga Jaga Keamanan, Singgung Maraknya Curanmor dan Tawuran

Megapolitan
Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Komika Marshel Widianto Jadi Kandidat Gerindra untuk Pilkada Tangsel 2024

Megapolitan
Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Babak Baru Konflik Kampung Bayam: Ketua Tani Dibebaskan, Warga Angkat Kaki dari Rusun

Megapolitan
Pengakuan Zoe Levana soal Video 'Tersangkut' di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Pengakuan Zoe Levana soal Video "Tersangkut" di Jalur Transjakarta, Berujung Denda Rp 500.000

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com