Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sarang Paedofil di Tempat Terpencil

Kompas.com - 26/05/2017, 17:00 WIB

DA alias AI (41) sehari-hari asyik mengunggah dan mengunduh ribuan konten pornografi anak. Pria kurus berambut tipis itu menyalurkan hasrat seksual menyimpang dari rumahnya yang terpencil di pedalaman Kalimantan. Modalnya hanya jaringan internet.

DA tidak hanya menikmati konten pornografi anak, tetapi juga memproduksi. Dia menyetubuhi putri kandungnya dan keponakan perempuannya yang masih anak-anak, lalu menyiarkan secara "live" perbuatan terkutuk itu melalui Skype.

Subdirektorat Kejahatan Siber Direktorat Reserse Kriminal Khusus Kepolisian Daerah Metro Jaya pada 6 Mei 2017, melalui Operasi Candy 2, meringkus DA di rumahnya.

Menurut penuturan polisi yang melakukan penangkapan, rumah tersangka terletak di perkebunan kelapa sawit di Kembang Janggut, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur. Perlu 12 jam untuk mencapai lokasi itu karena jalan rusak dan harus menyeberangi sungai dengan kapal.

Tersangka diringkus tanpa perlawanan. Polisi sudah memiliki cukup bukti aktivitas DA di dunia maya. Karyawan swasta yang memiliki jabatan lumayan itu pasrah saat dibawa ke Markas Polda Metro Jaya di Jakarta.

Direktur Reskrimsus Polda Metro Jaya Komisaris Besar Wahyu Hadiningrat, Rabu (24/5), mengatakan, kegiatan tersangka tercium melalui patroli siber. Pada 6 April 2017, polisi mulai melakukan penyelidikan. Sekitar sebulan kemudian, polisi mengantongi bukti kuat untuk mencokok tersangka.

Proses penyelidikan hingga menemukan lokasi tersangka merupakan kerja sama Polda Metro Jaya dengan Pemerintah Amerika Serikat melalui US Immigration and Customs Enforcement (ICE) Department of Homeland Security. Kerja sama ini mempermudah menemukan lokasi tersangka. "Tersangka memakai Skype untuk menyiarkan persetubuhan dengan anak. Dia mengundang para paedofil di seluruh dunia untuk menonton aksinya dengan kode 'show'," kata Wahyu.

Aktif di grup

Menurut Wahyu, tersangka hanya satu karena dia orang yang sangat aktif dalam grup paedofil. Dari hasil penyelidikan polisi, tersangka bergabung dalam puluhan komunitas paedofil lintas negara melalui aplikasi Whatsapp, Telegram, dan Skype. Di dalam laptop DA, polisi menemukan 12.640 file pornografi anak, sebanyak 7.011 file di antaranya file video pornografi anak.

Tersangka tergolong maniak pornografi. Dia bergabung dengan 7 grup Skype (jumlah anggota 1.023 akun). Tak puas, dia bergabung dengan 28 grup Whatsapp (jumlah anggota 4.221 akun) serta bergabung dengan 50 grup (14.045 akun) dan 8 kanal (7.570 anggota) melalui aplikasi Telegram.

Yang paling menyedihkan, tersangka secara brutal menyalurkan hasrat seks kepada anak perempuannya, yaitu DAE (17), dan keponakan tersangka, yaitu DAL (9). DAL adalah anak yatim dan berkebutuhan khusus.

Berdasarkan pengakuan tersangka, DAE dicabuli sejak usia 2 tahun dan disetubuhi sejak usia 11 tahun. Sementara DAL disetubuhi sejak usia 7 tahun. Kedua korban tidak melapor, bahkan kepada istri tersangka. Polisi menduga tersangka mengancam korban agar tidak melapor. Lokasi yang terpencil menyebabkan perbuatan tersangka tidak ketahuan.

Korban sodomi

Ketika masih kecil, DA pernah menjadi korban sodomi oleh teman laki-laki sekampungnya di Sumatera. Tersangka kini menyesal telah menyetubuhi anak kandungnya.

"Saya menyesal. Istri saya tidak tahu. Tujuan saya untuk seks karena saya sering nonton video dapat dari Whatsapp atau dari download," katanya di depan wartawan.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Sempat Sidak Alun-alun Bogor, Pj Wali Kota Soroti Toilet hingga PKL di Trotoar

Sempat Sidak Alun-alun Bogor, Pj Wali Kota Soroti Toilet hingga PKL di Trotoar

Megapolitan
Kisah Dian Bertahan Jadi Pelukis Piring, Karya Ditawar Murah hingga Lapak Diganggu Preman

Kisah Dian Bertahan Jadi Pelukis Piring, Karya Ditawar Murah hingga Lapak Diganggu Preman

Megapolitan
Dua Ormas Bentrok hingga Lempar Batu-Helm, Lalin Jalan TB Simatupang Sempat Tersendat

Dua Ormas Bentrok hingga Lempar Batu-Helm, Lalin Jalan TB Simatupang Sempat Tersendat

Megapolitan
Kisah Perantau Bangun Masjid di Kampung Halaman dari Hasil Kerja di Tanah Perantauan

Kisah Perantau Bangun Masjid di Kampung Halaman dari Hasil Kerja di Tanah Perantauan

Megapolitan
Uniknya Seni Lukis Piring di Bekasi, Bermodalkan Piring Melamin dan Pensil Anak SD

Uniknya Seni Lukis Piring di Bekasi, Bermodalkan Piring Melamin dan Pensil Anak SD

Megapolitan
Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Sapi Kurban Mengamuk Saat Hendak Disembelih di Tangsel, Rusak Tiga Motor Warga

Megapolitan
Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Suasana Mencekam di Pasar Minggu Sore Ini, Dua Ormas Bentrok Lempar Batu dan Helm

Megapolitan
PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil 'Survei Langitan'

PKB Usung Supian Suri pada Pilkada Depok 2024 karena Hasil "Survei Langitan"

Megapolitan
Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Marak Penjarahan Aset di Rusunawa Marunda, Pengelola Ungkap Tak Ada CCTV di Sana

Megapolitan
Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Gang Venus Tambora Terlalu Padat Penduduk, Pemerintah Diminta Relokasi Warga ke Rusun

Megapolitan
Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Demi Berkurban Sapi, Sugito Pedagang Siomay Menabung Dua Bulan Sebelum Idul Adha

Megapolitan
Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Truk Sampah di Kota Bogor Disebut Tak Dapat Peremajaan Bertahun-tahun, padahal Berusia Tua

Megapolitan
Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Pengelola Rusunawa Marunda Bakal Pasang Alat Kontrol Patroli untuk Cegah Penjarahan Berulang

Megapolitan
Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Menunggu Berjam-jam di Masjid Istiqlal, Warga Kecewa Tak Ada Pembagian Daging Kurban

Megapolitan
Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Sugito Tak Masalah Dapat Daging Kurban Sedikit: Yang Penting Orang di Lingkungan Kita Bisa Makan

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com