Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Penghuni Rusun Diminta Proaktif Laporkan Kendala Pembayaran Sewa

Kompas.com - 11/08/2017, 15:06 WIB
Sherly Puspita

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Sub Bagian Tata Usaha UPRS Tambora, Ahmad Fauzi,meminta para penghuni rumas susun (rusun) proaktif dalam melaporkan kendala pembayaran sewa yang mereka alami. Penghuni yang lalai, abai, atau tidak terbuka dalam hal pembayaran sewa akan rugi sendiri. 

"Pernah ada kasus, penghuni rusun menunggak sewa enam bulan. Kami kasih surat peringatan. Dia langsung bayar tunggakan yang 4 bulan terlebih dahulu dengan asumsi unit rusunnya tidak akan disegel karena sisa tunggakan akan menjadi 2 bulan saja," kata Ahmad kepada Kompas.com, Jumat (11/8/2017).

Namun setelah melakukan pembayaran penghuni itu tidak melaporkan kepada pihak pengelola dan tak menanyakan apakah dana yang telah ditransferkan ke rekeningnya di Bank DKI sudah terpotong atau belum.

"Ternyata ada kendala teknis di Bank DKI, uang sewa tiga bulan yang telah ia bayarkan belum terpotong dan ia baru menyadari pada saat bulan ke tujuh berjalan," tambah Ahmad.

Lihat juga: Warga Terdampak Penggusuran Dapat Keistimewaan Lunasi Tunggakan Rusun

Akibatnya, tunggakan pembayaran sewa yang disangka tinggal dua bulan bertambah menjadi 7 bulan karena biaya sewa pada bulan ke tujuh yang sudah berjalan turut dihitung.

Menurut Ahmad, jika penghuni itu langsung melapor, pihaknya akan mengecek ke Bank DKI. Kalau ada kendala dengan bank, pihak pengelola akan tahu dan itu bukan kesalahan penghuni.

Pada akhirnya permasalahan itu diselesaikan secara kekeluargaan. Namun penghuni tersebut harus membayar denda tunggakan sewa lebih banyak.

Karena itu ia menyarankan kepada seluruh penghuni rusun agar proaktif melaporkan dan mencari informasi soal biaya sewa yang telah disetorkan.

"Kalau perlu setiap bayar sewa minta di-print-kan bukti potongannya. Kalau ada kendala segera lapor ke pengelola agar bisa dibantu. Soalnya, sekarang aturannya, menunggak tiga bulan, penghuni rusun umum (bukan korban relokasi) harus angkat kaki," kata dia.

Pembayaran rusun di Jakarta harus melalui bank DKI. Penghuni rusun diwajibkan membuat rekening tabungan di bank yang dikelola pemerintah daerah tersebut. Penghuni selanjutnya memasukkan sejumlah uang sebagai dana deposit di tabungannya.

"Biasanya deposit itu besarannya tiga kali tarif retribusi sewa rusun. Misal harga sewa susun Rp 500.000 ya depositnya harus Rp 1.500.000, ini untuk rusun umum seperti Rusun Flamboyan dan Tambora ya," papar Ahmad.

Setelah proses pembuatan rekening tabungan dilakukan, penghuni rusun akan menyetor uang retribusi sewa setiap bulan ke rekening masing-masing. Pihak Bank DKI akan memotong dana dalam tabungan tersebut sesuai besaran tarif sewa rusun.

"Sayangnya proses pemotongan tarif sewa itu tidak seketika dilakukan ketika penghuni rusun menyetor biaya sewa. Mungkin siang sekitar jam 13.00-14.00 WIB baru terpotong saldonya," ucap dia.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

[POPULER JABODETABEK] Spanduk Protes “Jalan Ini Sudah Mati” di Cipayung Depok | Polisi Temukan Tisu “Magic” di Tas Hitam Diduga Milik Brigadir RAT

Megapolitan
Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Polda Metro Jaya Kerahkan 3.454 Personel Amankan Hari Buruh di Jakarta

Megapolitan
Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Terima Mandat Partai Golkar, Benyamin-Pilar Saga Tetap Ikut Bursa Cawalkot Tangsel dari PDIP

Megapolitan
Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Brigadir RAT Bunuh Diri dengan Pistol, Psikolog: Perlu Dicek Riwayat Kesehatan Jiwanya

Megapolitan
'Mayday', 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

"Mayday", 15.000 Orang Buruh dari Bekasi Bakal Unjuk Rasa ke Istana Negara dan MK

Megapolitan
Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Maju Pilkada 2024, 2 Kader PDI-P yang Pernah Jadi Walkot Bekasi Juga Daftar Lewat PKB

Megapolitan
3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

3 Juta KTP Warga DKI Bakal Diganti Jadi DKJ pada Tahun Ini, Dukcapil: Masih Menunggu UU DKJ Diterapkan

Megapolitan
Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Saat Tekanan Batin Berujung pada Kecemasan yang Dapat Membuat Anggota Polisi Bunuh Diri

Megapolitan
PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

PMI Jakbar Ajak Masyarakat Jadi Donor Darah di Hari Buruh

Megapolitan
Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Gulirkan Nama Besar Jadi Bacagub DKI, PDI-P Disebut Ingin Tandingi Calon Partai Lain

Megapolitan
Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Anggota Polisi Bunuh Diri, Psikolog Forensik: Ada Masalah Kesulitan Hidup Sekian Lama...

Megapolitan
Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Warga Sebut Pabrik Arang di Balekambang Sebelumnya Juga Pernah Disegel

Megapolitan
Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Pengelola Sebut Warga Diduga Jual Beli Rusun Muara untuk Keuntungan Ekspres

Megapolitan
Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Nama Andika Perkasa Masuk Bursa Cagub DKI 2024, Pengamat: PDI-P Harus Gerak Cepat

Megapolitan
Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Polisi Tutup Kasus Kematian Brigadir RAT, Kompolnas: Sudah Tepat karena Kasus Bunuh Diri

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com