Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Djarot: Saya Bangga Pak Ahok Dipenjara Bukan karena Korupsi

Kompas.com - 12/08/2017, 13:25 WIB
Nursita Sari

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat menyinggung soal pendahulunya Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok yang kini menjadi terpidana kasus penodaan agama.

Setelah divonis bersalah beberapa waktu lalu, Ahok harus menjalani hukuman penjara dua tahunnya di Rutan Mako Brimob.

Meski pendahulunya itu berakhir di balik jeruji besi, Djarot mengaku bangga karena Ahok dipenjara bukan karena terlibat korupsi.

Baca: Djarot: Bangsa Ini Akan Maju atau Mundur, Salah Satunya di Tangan Guru

"Saya bangga dengan Pak Ahok, dia dipenjara bukan karena korupsi, tapi dia dipolitisasi, akibat politisasi. Mohon maaf, saya akan bela. Lihat kerjanya (Ahok)," ujar Djarot dalam acara silaturahmi kepala SD, SMP, dan SMA se-DKI Jakarta di Gedung Yayasan Budha Tzu Chi, Jakarta Utara, Sabtu (12/8/2017).

Djarot menuturkan, sebagai seorang politikus, masuk penjara merupakan salah satu risiko yang harus dihadapi.

Dia pun mencontohkan mantan Presiden Afrika Selatan Nelson Rolihlahla Mandela dan Proklamator Soekarno yang juga pernah dipenjara.

Kedua pemimpin itu, kata Djarot, dipenjara karena memperjuangkan kebenaran. Djarot pun meminta Ahok untuk ikhlas dalam menjalani masa hukuman.

"Saya bilang ketemu Pak Ahok, enggak apa-apa, ini sudah garis Tuhan, kita harus jalani, harus ikhlas, terima risiko," kata dia.

Ahok tetap mempertahankan prinsip-prinsip kebenaran dalam hidupnya. Djarot pun berharap para kepala sekolah dan guru-guru bisa mempertahankan prinsip-prinsip yang sama.

Baca: Djarot: Kalau Tidak Ada Niat Melunasi Tunggakan Rusun, Keluar Saja...

"Kebenaran itu tidak bisa dibungkam dan sekali waktu kebenaran itu akan menunjukkan dirinya, entah berapa tahun," ucap Djarot.

Ahok divonis hukuman dua tahun penjara sesuai putusan majelis hakim Pengadilan Negeri Jakarta Utara pada 9 Mei 2017.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Lepas Rindu 'My Day', DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Lepas Rindu "My Day", DAY6 Bawakan 10 Lagu di Saranghaeyo Indonesia 2024

Megapolitan
Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Jelang Pilkada 2024, 8 Nama Daftar Jadi Calon Wali Kota Bogor Melalui PKB

Megapolitan
Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Satpol PP Minta Pihak Keluarga Jemput dan Rawat Ibu Pengemis Viral Usai Dirawat di RSJ

Megapolitan
Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Mulai Hari Ini, KPU DKI Jakarta Buka Pendaftaran Cagub Independen

Megapolitan
Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Kala Senioritas dan Arogansi Hilangkan Nyawa Taruna STIP...

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com