JAKARTA, KOMPAS.com - Polisi mengaku sudah menanyai Novel Baswedan soal pernyataannya di media massa soal keterlibatan jenderal polisi dalam kasus penyiraman terhadap dirinya. Namun, Novel tak mau mengungkapkan siapa jenderal yang dia maksud saat ditanyai penyidik.
"Intinya bahwa yang bersangkutan menyampaikan, dia tidak akan menyampaikan bukti-buktinya sebelum pelakunya tertangkap," ujar Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono di kawasan Bandara Soekarno Hatta, Selasa (15/8/2017).
Argo menambahkan, akhirnya penyidik hanya menanyai berkaitan dengan kronologi kejadian sebelum dan sesudah penyerangan yang terjadi pada 11 April 2017 lalu.
Menurut Argo, keterangan dari Novel dianggap belum bisa memecahkan misteri siapa pelaku penyerangnya.
"Untuk sementara belum. Kita belum dapatkan berkaitan dengan apa yang dia sampaikan di media," kata Argo.
Baca: Kepada Polisi, Novel Mengaku Punya Perasaan Tak Enak Sebelum Diserang
Novel sebelumnya menduga ada campur tangan jenderal polisi dalam serangan air keras terhadapnya.
Novel disiram air keras seusai menunaikan shalat subuh di Masjid Al-Ikhsan, Kelapa Gading, Jakarta Utara pada 11 April 2017.
Akibat kejadian itu Novel harus dirawat di sebuah rumah sakit di Singapura. Untuk mengungkap kasus tersebut, polisi sudah memeriksa 59 saksi.
Polisi juga sempat mengamankan lima orang yang diduga sebagai pelaku, tetapi kemudian dibebaskan lagi karena tak cukup bukti.
Selain itu, polisi mengamankan 50 rekaman CCTV dan memeriksa 100-an toko kimia. Sejauh ini, Polri belum dapat mengungkap siapa pelaku yang menyerang Novel.
Baca: Polisi Periksa Novel Baswedan dengan 20 Pertanyaan