JAKARTA, KOMPAS.com - Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat kembali menyinggung peran mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama dalam pembangunan Simpang Susun Semanggi. Djarot mengaku sempat menyampaikan hal itu kepada Presiden RI Joko Widodo.
"Saya sampaikan bagaimana prosesnya sehingga waktu itu Pak Ahok sangat cepat mengambil keputusan. Pak Yusmada (Kepala Dinas Bina Marga) ini saksinya," kata Djarot usai peresmian Simpang Susun Semanggi, Kamis (17/8/2017).
Pada tahun 2015, Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat menyerahkan pengelolaan jalan arteri di Jakarta kepada Pemerintah Provinsi DKI Jakarta.
Sejak itu, Pemprov DKI mencoba menjalankan kembali kajian pembangunan simpang susun di Semanggi yang dikenal dengan nama kajian MARIP (Metropolitan Arterial Road Improvement Project) bekerja sama dengan JICA.
Baca: Resmikan Simpang Susun Semanggi, Jokowi Puji Ahok-Djarot
Namun, permasalahan yang dihadapi adalah soal pembiayaan, teknologi, dan siapa yang melaksanakan pembangunan itu. Djarot mengatakan saat itu lah peran penting Ahok muncul yaitu sebagai pembuat keputusan.
"Inilah sebetulnya keberanian dan kecermatan sekaligus dari Pak Ahok untuk memutuskan secara cepat tapi sangat detil. Sehingga diputuskan, oke kita akan bangun dananya non-APBD, dengan sistem design and build untuk kecepatan proses ini," kata Djarot.
Pembiayaan pun melalui dana koefisien lantai bangunan. Setelah dihitung, biaya yang dibutuhkan untuk pembangunan Simpang Susum Semanggi adalah Rp 579 miliar.
Namun, kontraktor PT Wijaya Karya yang membangun Simpang Susun Semanggi hanya menghabiskan biaya Rp 365 miliar.
Baca: Usai Diresmikan Jokowi, Simpang Susun Semanggi Bernuansa Merah Putih
Sisa dana KLB dari Simpang Susun Semanggi akan digunakan untuk melebarkan trotoar di Jalan Sudirman dan Jalan M.H Thamrin.
"Oleh karenanya, malam ini saya pribadi dan kita semua, saya mengapresiasi kerjanya Pak Ahok dengan keberanian yang luar biasa dan kecepatan untuk memutuskan," kata Djarot.