Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Buang Puntung Rokok Sembarangan, Remaja 14 Tahun Dihukum Nyanyi "Indonesia Raya"

Kompas.com - 24/09/2017, 10:59 WIB
Jessi Carina

Penulis

JAKARTA, KOMPAS.com - Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta menggelar operasi tangkap tangan terhadap warga yang buang sampah sembarangan di area car free day (CFD), Minggu (24/9/2017).

Salah seorang yang terjaring operasi tersebut adalah Fahri, remaja berusia 14 tahun. Dia ketahuan membuang puntung rokok sembarangan.

Diantar teman-temannya, Fahri pun "disidang" oleh penyidik pegawai negeri sipil (PPNS) Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Iwan Herwandi. Kepada Fahri, Iwan menyampaikan biasanya warga yang terkena OTT akan disuruh membayar denda hingga ratusan ribu.

"Kalau saya denda ada enggak kamu duitnya? Enggak ada kan. Saya jatuhin sanksi sosial ya, kami pakai kalung ini," ujar Iwan.

Kalung yang dimaksud Iwan adalah kertas bertuliskan permohonan maaf karena telah membuang sembarangan. Fahri disuruh mengalungkan kertas itu sambil memungut sampah di jalan.

"Yah malu, Pak," kata Fahri. "Jangan dong Pak orang cuma sampah begitu doang," kata teman-teman Fahri membela. "Kamu buang sampah sembarangan enggak malu," jawab Iwan.

Baca juga: Ulang Tahun CFD, Aspal Dicorat-coret dan PKL Tumpah di Bahu Jalan

Iwan sempat bertanya tentang latar belakang kehidupan Fahri. Kepada Iwan, Fahri mengaku sudah tidak bersekolah lagi.

Iwan pun akhirnya memberi hukuman menyanyikan lagu Indonesia Raya kepada Fahri saat itu juga. Teman-teman Fahri yang tidak ikut dihukum pun ikut menemani Fahri menjalani hukumannya. Mereka semua bernyanyi Indonesia Raya bersama-sama.

Sesekali, anak-anak itu dimarahi petugas Dinas Lingkungan Hidup karena tidak serius saat menyanyikan lagu tersebut.

Setelah selesai, Iwan pun menasihati Fahri agar tidak membuang sampah sembarangan. Fahri juga dinasihati agar tidak merokok lagi.

"Bukan karena tempat umum kamu seenaknya buang sampah sembarangan. Kebersihan itu tanggung jawab bersama masyarakat dengan pemerintah. Kamu sebagai masyarakat, jaga bareng-bareng ya," kata Iwan.

Baca juga: Kampanye Keselamatan Berlalu Lintas, Polwan Bernyanyi Dangdut di "Car Free Day"

Fahri hanya manggut-manggut ketika dinasihati seperti itu. Setelah itu, dia mencium tangan semua petugas yang ada di sana dan pergi bersama teman-temannya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Terkini Lainnya

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

[POPULER JABODETABEK] Kebengisan Pembunuh Wanita Dalam Koper | Kronologi Meninggalnya Siswa STIP yang Dianiaya Senior

Megapolitan
Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Daftar 73 SD/MI Gratis di Tangerang dan Cara Daftarnya

Megapolitan
Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi 'Penindakan'

Taruna STIP Tewas Dianiaya, Polisi Ungkap Pemukulan Senior ke Junior Jadi Tradisi "Penindakan"

Megapolitan
Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Empat Taruna STIP yang Diduga Saksikan Pelaku Aniaya Junior Tak Ikut Ditetapkan Tersangka

Megapolitan
Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Motif Pelaku Aniaya Taruna STIP hingga Tewas: Senioritas dan Arogansi

Megapolitan
Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Penyebab Utama Tewasnya Taruna STIP Bukan Pemukulan, tapi Ditutup Jalur Pernapasannya oleh Pelaku

Megapolitan
Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Polisi Tetapkan Tersangka Tunggal dalam Kasus Tewasnya Taruna STIP Jakarta

Megapolitan
Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Hasil Otopsi Taruna STIP yang Tewas Dianiaya Senior: Memar di Mulut, Dada, hingga Paru

Megapolitan
Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Akhir Penantian Ibu Pengemis yang Paksa Orang Sedekah, Dua Adiknya Datang Menjenguk ke RSJ

Megapolitan
Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Polisi Sebut Ahmad dan RM Semula Rekan Kerja, Jalin Hubungan Asmara sejak Akhir 2023

Megapolitan
Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Praktik Prostitusi di RTH Tubagus Angke Dinilai Bukan PR Pemprov DKI Saja, tapi Juga Warga

Megapolitan
Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Keluarga Harap Tak Ada Intervensi dalam Pengusutan Kasus Mahasiswa STIP yang Tewas Dianiaya Senior

Megapolitan
Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Pro-Kontra Warga soal Janji Dishub DKI Tertibkan Juru Parkir, Tak Keberatan jika Jukir Resmi

Megapolitan
Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Mahasiswa STIP Tewas Dianiaya Senior, Pengawasan dan Tata Tertib Kampus Jadi Sorotan

Megapolitan
Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Hari Ini, Polisi Lakukan Gelar Perkara Kasus Mahasiswa STIP Tewas Diduga Dianiaya Senior

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com