Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cerita soal Tangga Darurat yang Gelap dan Penuh Asap Saat Kebakaran di Cinere Bellevue

Kompas.com - 05/10/2017, 15:42 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

DEPOK, KOMPAS.com - Kebakaran yang terjadi di Apartemen Cinere Bellevue, Depok pada Rabu (5/10/2017) malam diketahui diawali dari matinya aliran listrik ke unit-unit hunian. Kondisi inilah yang diduga membuat sirine peringatan dan hydrant tak berfungsi.

Seorang penghuni apartemen yang tinggal di lantai delapan tower B menceritakan situasi yang terjadi saat awal mula kebakaran terjadi. Penghuni lanjut usia yang tinggal bersama anak dan menantunya itu mengungkapkan, sebelum listrik mati, dirinya tengah menonton televisi.

"Saya lagi nonton sama menantu saya. Anak saya baru aja nyampe rumah abis pulang kerja. Eh tiba-tiba listrik mati," ujar perempuan 60-an tahun yang enggan menyebutkan namanya kepada Kompas.com, Kamis (5/10/2017).

Menurut dia, biasanya jika aliran listrik mati, tak berselang lama listrik akan menyala kembali karena pasokan listrik sementara dari genset yang hidup sampai listrik pasokan dari PLN kembali normal. Namun situasi ini disebutnya tak terjadi pada Rabu tadi malam.

(baca: Kebakaran di Apartemen Cinere Bellevue, Penghuni Terjebak di Lantai Atas)

Di tengah situasi gelap itulah, tiba-tiba terdengar teriakan dari penghuni yang lain yang memberitahukan bahwa telah terjadi kebakaran di lantai bawah.

"Saya sama anak sama menantu saya bingung. Karena enggak ada pemberitahuan sama sekali," ujar dia.

Meski dilanda kebingungan, dia bersama anak dan menantunya tetap memutuskan turun melalui tangga darurat yang gelap dan sudah penuh asap. Ia pun berjalan hanya berpatokan pada besi pagar tangga, sedangkan anaknya menuntun istrinya yang tengah hamil.

"Sama sekali enggak kelihatan apa-apa. Saya bawa lampu (lampu listrik) tetap aja enggak kelihatan," ucap dia.

Setelah meniti tangga darurat dari lantai delapan, akhirnya penghuni lansia itu bersama anak dan menantunya sampai di lantai dasar.

Saat itulah, mereka baru mengetahui bahwa api berasal dari ledakan genset yang ada di lantai basemen tiga.

Penghuni lansia itu menyampaikan bahwa menantunya yang sedang hamil langsung dibawa ke RS Mayapada, Lebak Bulus, Jakarta Selatan.

"Sampai sekarang menantu saya itu masih dirawat. Saya sama anak saya juga dari semalam tidur di sana," ujar dia.

Petugas pemadam kebakaran menyemprotkan air ke genset yang terpantau terus-menerus mengeluarkan asap diApartemen Cinere Bellevue, Depok, Kamis (5/10/2017) pagi. Genset inilah yang dilaporkan meledak dan menjadi titik awal munculnya api saat awal mula terjadinya kebakaran pada Rabu (4/10/2017) malam. Kompas.com/Alsadad Rudi Petugas pemadam kebakaran menyemprotkan air ke genset yang terpantau terus-menerus mengeluarkan asap diApartemen Cinere Bellevue, Depok, Kamis (5/10/2017) pagi. Genset inilah yang dilaporkan meledak dan menjadi titik awal munculnya api saat awal mula terjadinya kebakaran pada Rabu (4/10/2017) malam.

(baca: Seorang Petugas Damkar Alami Luka Robek di Kepala Saat Padamkan Api di Cinere Bellevue)

Apartemen Cinere Bellevue adalah apartemen dua tower dengan fasilitas mal di lantai dasar. Tower B sendiri adalah tower yang terletak paling dekat dengan pusat api.

Kepala Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan Kota Depok Yayan Arianto menyebut kebakaran yang terjadi di Apartemen Cinere Bellevue, Depok tergolong sulit dipadamkan. Penyebabnya karena api yang bersumber dari mesin genset dan lokasinya berada di basement tiga.

Halaman:

Video rekomendasi
Video lainnya


Terkini Lainnya

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Pedagang Pigura di Bekasi Bakal Jual 1.000 Pasang Foto Prabowo-Gibran

Megapolitan
Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Ketika Pemprov DKI Seolah Tak Percaya Ada Perkampungan Kumuh Dekat Istana Negara...

Megapolitan
Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Pedagang Pigura di Bekasi Patok Harga Foto Prabowo-Gibran mulai Rp 150.000

Megapolitan
Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Upaya PKS Lanjutkan Hegemoni Kemenangan 5 Periode Berturut-turut pada Pilkada Depok

Megapolitan
PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

PKS Bakal Gaet Suara Anak Muda untuk Bisa Menang Lagi pada Pilkada Depok 2024

Megapolitan
Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Golkar: Elektabilitas Bukan Jadi Indikator Utama untuk Pilih Cagub DKI

Megapolitan
Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Polisi Periksa 13 Saksi dalam Kasus Anggota Polisi yang Tembak Kepalanya Sendiri

Megapolitan
Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Nestapa Agus, Tak Dapat Bantuan Pemerintah dan Hanya Andalkan Uang Rp 100.000 untuk Hidup Sebulan

Megapolitan
Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Ogah Bayar Rp 5.000, Preman di Jatinegara Rusak Gerobak Tukang Bubur

Megapolitan
Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Kapolres Jaksel: Brigadir RAT Diduga Bunuh Diri karena Ada Masalah Pribadi

Megapolitan
Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Polisi: Mobil Alphard yang Digunakan Brigadir RAT Saat Bunuh Diri Milik Kerabatnya

Megapolitan
Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Prakiraan Cuaca Jakarta Hari Ini Sabtu 27 April 2024, dan Besok: Siang ini Hujan Ringan

Megapolitan
[POPULER JABODETABEK] Warga yang 'Numpang' KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

[POPULER JABODETABEK] Warga yang "Numpang" KTP Jakarta Protes NIK-nya Dinonaktifkan | Polisi Sita Senpi dan Alat Seks dari Pria yang Cekoki Remaja hingga Tewas

Megapolitan
Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Harga Bawang Merah Melonjak, Pemprov DKI Bakal Gelar Pangan Murah

Megapolitan
Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Pemprov DKI Diminta Lindungi Pengusaha Warung Madura Terkait Adanya Permintaan Pembatasan Jam Operasional

Megapolitan
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com