ANIES R Baswedan dan Sandiaga S Uno telah dilantik Presiden Joko Widodo selaku Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta periode 2017-2022.
Pertanyaan yang segera mengemuka adalah akan seperti apa masa depan Jakarta di tangan pemimpin barunya?
Apakah Anies-Sandi benar-benar dapat membawa Jakarta menjadi lebih baik dibandingkan pemimpin periode sebelumnya?
Apa sajakah tantangan utama bagi Anies-Sandi dalam mengguratkan tinta emas untuk masa depan Jakarta?
Menarik untuk memprediksi tantangan yang bakal dihadapi Anies-Sandi dalam membawa Jakarta menjadi lebih baik melalui slogan yang sering kali didengungkan ketika mereka berkampanye: Jakarta Maju Bersama.
Jakarta
Selaku pemimpin ibu kota negara, sorotan terhadap Anies-Sandi dari media nasional, bahkan internasional tidak dapat dihindari. Bahkan, pejabat tingkat nasional pun seringkali kalah populer dibandingkan pemimpin Jakarta.
Media pun sering kali berlaku centil dengan meminta pendapat pemimpin Jakarta untuk isu-isu nasional maupun internasional. Apalagi figur Anies bisa dibilang cukup dekat dengan beberapa media nasional. Liputan secara luas pun otomatis bakal datang.
Belum lagi sorotan di media sosial. Pengguna Facebook, Twitter, dan Instagram di Indonesia, termasuk sangat aktif dalam menyoroti tindak tanduk pemimpin Ibu Kota.
Ada ungkapan, koin jatuh di Jakarta pun bakal kedengaran sampai Papua. Hampir tidak ada pemimpin daerah, baik tingkat I maupun tingkat II, yang mendapatkan sorotan laiknya Gubernur dan Wakil Gubernur Jakarta.
Di satu sisi, situasi seperti ini memberikan keuntungan bagi Anies-Sandi. Setiap aktivitas mereka bakal terekam di memori publik.
Prestasi mereka bakal diingat dan diketahui bukan hanya oleh warga Jakarta, melainkan publik secara nasional. Bahkan, hal yang baru saja Gubernur Jakarta lakukan, padahal sudah bertahun-tahun lalu dilakukan sebelumnya oleh kepala daerah di daerah lain, kadang justru Gubernur DKI Jakarta yang dianggap sebagai pelopor. Ini karena liputan yang demikian deras ke mereka, sedangkan provinsi, kabupaten, kota lain minim publikasi.